Di akhir Agustus Otakku tergerus memikirkan Orang-orang gede yang makin rakus. Entah mereka sudah kesurupan tikus atau  karena tidak ada yang berani meringkus.
Tapi mana bisa aku menghentikan mereka, mana bisa pula aku menangkap mereka. Aku kan sudah dikutuk menjadi kaktus. Tak bisa bergerak dan cuma bisa diam menahan rasa haus.
🌵
Di akhir agustus otakku tergerus memikirkan sawah dan hutan yang berubah jadi bangunan. Entah karena tak subur lagi atau karena tuntutan industri.
Tapi mana bisa aku menahan laju truk-semen dan garmen. Mana bisa pula aku menghijaukan lagi. Aku kan sudah dikutuk menjadi Kaktus. Tak bergerak dan cuma bisa diam menahan rasa haus.
🌵
Di akhir agustus otakku tergerus memikirkan orang yang bertikai atas nama agama. Entah karena mabok dalil atau karena kebanyakan makan nasi bungkus.
Tapi mana bisa aku mendamaikan mereka. Mana bisa pula aku menceramahi mereka. Aku kan sudah dikutuk menjadi Kaktus. Tak bergerak dan cuma bisa diam menahan rasa haus.
🌵
Di akhir agustus otakku tergerus memikirkan banyak orang mampus, bukan cuma karena virus. Entah mampus karena ketakutan atau mampus karena kelaparan.
Tapi mana bisa aku memberikan himbauan untuk menjaga kesehatan. Mana bisa pula aku mempromosikan pentingnya mencegah kesakitan. Aku kan sudah dikutuk menjadi Kaktus. Tak bergerak dan cuma bisa diam menahan rasa haus.