Malah di beberapa sektor, wanita lebih dominan dari laki-laki. Saya sering melihat wanita naik motor menguasai  jalan raya mengalahkan laki-laki. Teman saya (laki-laki) juga tidak berani ketika berhadapan dengan seorang wanita yang dia sebut istri.
Memaknai hari Kartini, Saya lebih tertarik membahas bagaimana cara R.A Kartini memperjuangkan hak perempuan yang sudah terwujud sekarang ini.Â
Kenapa dia lebih terkenal dibanding Cut Nyak Dien, pahlawan wanita yang berani mengangkat senjata? Kenapa dia lebih populer dibandingkan dengan Dewi Sartika, yang sudah merintis  Sakola Istri sebagai simbol dimulainya pergerakan kaum wanita?Â
Kenapa dia lebih terkenal dibanding adiknya, Kardinah, wanita yang sudah membangun Wisma Pranowo sebagai tempat belajar para gadis, serta Kardinah Ziekenhuis sebagai fasilitas kesehatan masyarakat?
Apa hal besar yang sudah dilakukan oleh Kartini? Kenapa dia disebut pahlawan?
Selama saya belajar sejarah di sekolah, saya sering ngantuk. Jadisaya tidak terlalu tahu tindakan besar apa yang sudah dilakukan oleh R.A Kartini kecuali menulis curhatan.
Kartini, yang sejak usia 12 tahun dipingit, setiap hari harus dirumahaja, suka sekali menuliskan kegundahan hatinya yang merasa terpojok, terkurung, kecewa dan terdiskriminasi dengan berkirim surat kepada sahabat penanya, Stella Zeehandelaar , seorang Noni Belanda.Dari aktifitas berkirim surat itulah menghasilkan kata mutiara yang sangat familiar sekali, "Habis Gelap Terbitlah Terang".Â
Di dalam keseharian dia yang terkurung di dalam rumah, dia juga menuliskan gagasan-gagasan dalam pikirannya di surat-surat kabar meski harus menutupi identitas dirinya.
Saya pikir inilah kehebatan luar biasa dari kegiatan menulis. Tak perlu mengangkat senjata, tak perlu membangun ini itu, tetapi hanya dengan menulis Curhatan dan gagasan, Kartini mampu menginspirasi banyak orang hingga akhirnya sosok Kartini menjadi Istimewa. Dari sekedar tulisan, menjadikam dia sebagai pahlawan bagi perempuan dan masyarakat pada umumnya.
Sayangnya Kartini harus mati muda di umur 24 tahun. Kartini belum sempat banyak mewujudkan gagasan dan cita-cita yang sudah dituliskan olehnya.Â
Tetapi karena dia menulis, cita-cita dia abadi sampai kini. Tulisan dia menjadi inisiasi perjuangan nasib perempuan yang masih tertinggal oleh dominasi laki-laki. Berkat cita-cita, gagasan, pemikiran, dan harapan yang dituangkan ke dalam tulisan, nama Kartini menjadi harum sepanjang hari.