“Makin gelap makin mantap untuk
mantap-mantapterlelap”
Ciri khas yang menonjol dari Orang Tegal, adalah sifat mereka yang dikenal tegas dan nlak-blakan.
Jika orang Jawa Keratonan suka mengucapkan kata "ala" (jelek) dengan beragam lafal: "àlà" atau "élé", orang Tegal dengan tegas mengucapkannya dengan lafal "ala" tanpa perlu repot membongkok-bengkokan mulut.
Begitupun saat orang jawa keratonan suka sekali menyembunyikan huruf “K” pada kata "apik" (bagus) dilafalkan jadi "apè’", orang Tegal secara blak-blakan mengucapkannya dengan lafal “Apik!”
Barangkali bawaan sifat tegas dan blak-blakan itulah yang melatarbelakangi Pemerintah Kota Tegal berani untuk mengambil keputusan melakukan local lockdown pada wilayahnya dengan tegas dan blak-blakan kepada media.
Tentang Local Lockdown Kota Tegal
Jika anda membayangkan lockdown yang dilakukan oleh Kota Tegal sama seperti bagaimana Bangsa Eldian dalam serial anime Attack on Titan (AOT) yang benar-benar tertutup dari dunia luar, maka anda salah!
Dalam seri AOT diceritakan bahwa musuh terbesar dari bangsa Eldian adalah para titan. Titan adalah raksasa setinggi 5-40 meter berbentuk seperti manusia yang gemar memangsa manusia-manusia sebagai santapan yang lezat dan bergizi baik untuk kesehatan.
Untuk melindungi rakyatnya dari ancaman makhluk buas itu, pemerintahan bangsa Eldian membangun tembok setinggi 40 meter mengelilingi seluruh wilayah sehingga mereka benar-benar putus kontak dengan wilayah luar. Tembok itu benar-benar mengisolasi bangsa Eldian dari dunia luar.
Bahkan karena isolasi penuh dari tembok itu, Bangsa Eldian berpikir, di luar tembok, tidak ada manusia yang selamat dari betapa buas para titan mengunyah daging-daging manusia. Mereka merasa bahwa ras eldian adalah satu-satunya ras manusia yang masih tersisa.