Kita pun inisiatif foto ala ala boyband gitu dengan settingan berjalan sambil tertawa. Meski awalnya settingan tapi kami lama-lama menikmatinya dan terciptalah senyum spontan yang bikin kebahagiaan tampak tulus. Terima kasih teman-teman.
Sembalun
Sebelum menyasar ke desa sembalun, kita makan baso milik orang jawa yang kuahnya kentel banget. Heee... jadi inget rumah di Tanah Jawa. Bapaknya sudah lama jualan di sini jadi transmigran, dan saat gempa beberapa waktu lalu yang saya inget ya Bapak ini karena dia ada di wilayah terdampak yang parah. Semoga baik-baik ya Pak.
Habis dari makan, kita berkeling putar sana sini cari Desa Sembalun ternyata Bang Arie belum pernah ke sini begitu pun waktu ke Sindang Gile jadi kita termasuk orang yang berjasa ngenalin wisata ini buat dia jadi referensi. Lah, sapa yang orang Lombok yak hahaha... karena saya cuma bermodalkan Instagram dan peta kalau ngincer wisata tertentu. Tapi Bang Arie bukan orang Lombok asli sih dia orang Madura yang mencari makan di sini.
Akhirnya setelah setengah berputar-putar akhirnya ketemu juga Desa Sembalun yang bisa dilihat dari ketinggian. Jadi tempat wisatanya lumayan gak kelihatan gerbang masuknya karena gak ada gapura besar yang menunjukan itu adalah tempat wisata.
Kita masuk udah disambut dengan beberapa petak rumah adat yang tak berpenghuni sekaligus kerbau berkeliaran dan juga secuil hutan bambu. Tapi primadona tetap bukit Sembalun. Dari atas sini semua ladang warga bisa kelihatan. Ladang yang lagi menghijau berlatarkan gunung Rinjani benar-benar punya pesona magis yang memabukkan. Saya sih sebenarnya gak mau pulang hahaha cuma karena angin makin kencang di sini jadi terpaksa kita balik kanan. Cuma ini the best panorama that i ever had. Patut banget ke sini.
Ini belum selesai rupanya ternyata ada beberapa spot selfi di beberapa titik pemberhentian. Ah... aku mau tinggal di sini meski gak ada Alfamart atau Indomart hahaha...Kita juga bertemu beberapa monyet lucu tapi tetep saja saya takut kita juga jajan macem-macem di pinggir jalan. Salah satunya stroberi yang cuma 5000 per bungkus. Murah banget ya...kita borong aja deh semuanya.
Perjalanan sekitar 6 jam kita lewati berbagai meda, perbukitan, hutan sampai jalanan penuh asap. Tapi semua have fun karena kita sambil karaokean di dalam mobil hahaha... dan semua gak jaim seru-seruan termasuk Bang Arie yang suka banget dangdutan Ayu Ting Ting. Dia ga berhenti ngakak dengerin lagu Sambalado yang akhirnya menulari kita semua untuk joget rame-rame.
Akhirnya, sekitar pukul 9 malam sampai juga di hotel yang ramah sekaligus nyaman dengan harga murah. Dalam satu kamar kami berempat dan kita pun lepas dari mimpi buruk dari hotel di Gili Trawangan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H