Mohon tunggu...
Mustofa bisri
Mustofa bisri Mohon Tunggu... Lainnya - Petani

Laki laki

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Gagal Paham Rezim Cellica -Aep

30 September 2021   01:36 Diperbarui: 30 September 2021   01:37 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

GAGAL FAHAM NAIK KELAS UMKM REZIM CELLICA-AEF
Sekitar 3 Milyar rencana anggaran Dinas Koperasi & UMKM tahun 2021 yang akan diturunkan oleh
Pemerintah Daerah Kab. Karawang menjadi salah satu capaian tertinggi di periode kepemimpinan Cellica
-- Aep. Pasalnya di tahun-tahun dan periode sebelumnya anggaran untuk Dinkop UMKM selalu kurang
dari angka 2 M, bahkan untuk diliriknya pun dinas tersebut terkesan kurang sexy oleh Pemda Karawang
sebelumnya.
Untuk menaikan anggaran dinas sebenarnya bukan hal mudah, diperlukan beberapa aspek
pertimbangan dan aspek pendukung. Dibalik kesuksesan tersebut ternyata ada kerja keras dan cerdas
dari pegawai-pegawai dinas yg secara tersrtuktur dan masif. Dalam dinas tersebut ada dua komponen
kedinasan yaitu Koperasi dan UMKM, yang menjadi daya jual dinas ini sekarang adalah komponen
UMKM nya, di mana kompenen UMKM akan membawa primordialisme kekarawangan ke ranah pasar.
Saat ini Dinkop UMKM mendukung dan memfasilitasi penuh pelaku-pelaku UMKM dalam menaikan
kelas produknya (branding) melalui legalitas, uji kelayakan dan pemasaran ke supermarket. Keberadaan
produk lokal Karawang di supermarket menjadi tolok ukur bagaimana nama Karawang akan terbawa
harum di kancah pasar, bahwa pelaku UMKM Karawang mampu meng-go publikan produk ke luar
daerah.
Kapitalisasi Produk Primordial
Bicara UMKM tidak sekedar bicara produk, UMKM merupakan klasifikasi kelompok ekonomi masyarakat
menengah ke bawah. Harusnya ketika berbicara UMKM adalah bagaimana menaikan tarap
kesejahteraan kelompok tersebut. Sebenarnya sandingan UMKM dengan koperasi dalam kedinasan
adalah hal yang tepat, kelompok masyarakat ekonomi menengah ke bawah akan terselamatkan oleh
koperasi. Hanya saja pemerintah belum menjalankan aspek mana dulu yang menjadi prioritas dalam
rangka mensejahterakan masyarakat.
Meng-eMol-kan dan menawarkan produk-produk Karawang ke koperasi Industri Manufactur
sebenarnya belum hal yang tepat untuk sekarang, sebab kepemilikan produk yang diangkat masih
merupakan kepemilikan pembisnis-pembisnis individu. Hal tersebut masih jauh dari semangat koperasi,
bahwa pembangunan ekonomi kerakyatan harus berdasar pada kebersamaan dan egaliterain.
Naiknya brand suatu produk ke ranah pasar akan menambah daya tawar dan meningkatnya permintaan,
kemudian dibutuhkan produksi yang lebih masal dan besar. Proses produksi besar tersebuat akan
membutuhkan tenaga kerja lebih, di sinilah terjadi proletarianisasi industri rumah tangga. Di mana orang
banyak akan bekerja pada seorang pemilik modal dan terjadi penghisapan jika produk yang dinaikan
barandnya masih dimiliki pembisnis individu. Dalam era kapital sekarang, bisnis individu mensyaratkan
persaingan, bagaimana produk mampu bertahan di pasar bahkan adanya upaya mengalahkan produk
individu lain. Pada akhirnya Karawang hanya akan terangkat namanya oleh segelintir individu yang
memenangkan persaingan.
Sejahtera adalah milik bersama
Sebelum pemerintah melakukan baranding produk primordial agar tercapai cita-cita kesejakhteraan
bersama di kelas pelaku UMKM, harusnya pemerintah memikirkan dan melakukan terlebih dahulu
pengkelompokan/pengorganisasian UMKM dan kemudian meng-koperasikan kelompok tersebut. Faktor
penentu kesejahteraan yaitu ada pada ranah produksi, koperasi akan menjadwab jalannya melalui
prinsif egaliterian.
Secara bersama seluruh anggota koperasi berproduksi tanpa adanya bos/tuan. Masing-masing anggota
bekerja berdasarkan tugas dan keahliannya. Dalam koperasi produksi tidak akan ada penghisapan, laba
yang dihasilkan akan dibagikan secara merata ke setiap anggota koperasi. Maka di sinilah akan terwujud
cita-cita kesejahteraan bersama kelas UMKM.
Jika branding produk dihasilkan dari produksi kelompok, publikpun akan merasa bangga dengan hal
tersebut. Karawang akan lebih dikenal dengan produk industri kerakyatan dan secara bersamaan
kelompok ekonomi bawah tarap kesejahteraannya akan meningkat, tidak adanya kesenjangan antar
pelaku UMKM. Hal ini akan terwujud melalui sosialisasi dan kerja pemerintah yang melibatkan
partisipasi masyarakat pelaku UMKM secara langsung.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun