Mohon tunggu...
Yuliamustix
Yuliamustix Mohon Tunggu... Mahasiswa - tahukah kamu, bunga matahari melambangkan apa?

baru bagian awal menjadi penulis hebat, cakeeepp... xixi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Netflix Short Movie Semiotika Pesan Moral dalam Film "Nyengkuyung"

11 Juni 2023   22:33 Diperbarui: 11 Juni 2023   22:50 363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


SINOPSIS FILM

Pak Surat adalah seorang pensiunan yang juga baru melepas jabatannya sebagai ketua RT di sebuah desa di Bantul, Yogyakarta. Hari-harinya diisi dengan mempelajari fitur-fitur di smartphone-nya yang kian membuatnya penasaran. Di tengah masa pandemi ini, tiba-tiba Pak Surat punya ide bombastis untuk menceriakan kembali desanya itu. Tapi di tengah-tengah usahanya itu, ia malah menemukan sebuah kejadian mistis.


Film adalah media komunikasi yang bersifat audio visual untuk menyampaikan suatu pesan kepada sekelompok orang yang berkumpul di suatu tempat tertentu. Berbagai tema film telah diproduksi sebagai sarana hiburan maupun penyampaian pesan bagi khalayaknya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasikan jenis tanda yang dipergunakan selaku representasi pesan moral pada film "Nyengkuyung" dan mengetahui makna denotasi, konotasi, dan mitos dalam film "Nyengkuyung"


SCENE 1

MAKNA DENOTATIF

Pada sebuah rumah seorang ibu yang sedang asyik menonton acara hiburan gamelan yang berkali-kali ditayangkannya melalui laptopnya, sedangakan suaminya yang merupakan pak Surat hendak mengenakan masker untuk pergi keluar dengan maksud berangkat ronda malam.


MAKNA KONOTATIF

Terlihat seorang ibu yang merupakan suami dari pak Surat yang menonton seni gamelan melalui laptopnya yang diulanginya berkali-kali. Hal demikian karena ia sangat menyukai hiburan tersebut yang dapat membuat hatinya terhibur ketika menontonnya meski berulang kali. Namun di sisi lain ia sedih karena keadaan covid 19 membuat tayangan seperti acara hiburan tidak ada kemajuan sehingga pilihan untuk menonton gamelan kesukaannya menjadi pilihan untuk ditayang berkali-kali. Kemudian ia menegaskan bahwa ibu rumah tangga pun memerlukan hiburan untuk waktu santai mereka di rumah agar tidak jenuh terlebih di masa pandemi covid 19


MITOS

Covid 19 membuat industri hiburan menjadi diminati masyarakat lantaran jenuh harus berada di rumah selama masa lockdown, namun acara hiburan pun banyak menunda tayangnya lantaran pandemi covid 19. Hal demikian membuat masyarakat untuk menonton kembali acara hiburan masing-masing untuk dinikmati saat berada di rumah.

 

SCENE 2

Sumber: Netlfix
Sumber: Netlfix

MAKANA DENOTATIF

Pak Surat menghampiri sebuah angkringan dengan membawa smartphone sambil merekam kegiatan pemilik angkringan agar dilariskan dagangannya dengan mengupload videonya di sosmed agar audiens melihat pedagang angkringan di malam hari.

Perbincangan dalam angkringan mengarah kepada sebuah hal mistis yang terjadi ketika melewati sebuah sanggar mengakibatkan orang yang melewatinya akan merinding akan kehadiran sanggar tersebut. Dijelaskan bahwa sanggar sudah lama tidak ada kegiatan dan sepi dari manusia yang memakainya.


MAKNA KONOTATIF

Mereka memulai percakapan dengan kejadian dialami masing-masing yaitu pedagan angkringan dan pak Surat. Adapun pengalaman pedagang yaitu ketika waktu tengah malam dagangannya menjadi banyak yang membeli gorengan, setiap lewat pendopo/sangar tercium bau mistis dan merinding


MITOS

Sekarang sangat mudah berbagi informasi melalui smartphone dalam sekali klik. Seperti layaknya promosi tentang sesuatu melalui smartphone dimana zaman sekarang semua orang memilikinya.

Cerita mistis di negara Indonesia sangat kuat untuk mempercayai beragam bentuk takhayul. Seperti bangunan terbengkalai menjadi seram layaknya berhantu ketika menjadi topik perbincangan dan menjadi keyakinan bahwa rumah kosong ada makhluk mistis yang menjadi penghuninya.


SCENE 3

Sumber: Netlfix
Sumber: Netlfix

MAKNA DENOTATIF

Perjanjian pak Surat bersama pak Hary tidak ada kabar malam itu, sehingga membuat pak Surat mendatangi langsung lokasi sanggar yang hendak meminta izin untuk peminjaman. Namun saat di lokasi pak Surat mendengar suara gamelan yang  berasal dari sanggar hingga membuatnya terheran mengapa ada kegiatan pada waktu tengah malam.

Pertama kali pak Surat memasuki kawasan sanggar ia langsung bertemu dengan pak Hary (ketua RT dusun) secara tidak sengaja dan spontan ia berkata yang menurutnya benar apa yang dilakukan pak Hary dengan sanggar akhir-akhir ini. Namun semua yang dikatakan oleh pak Surat hanyalah sebab ia tidak tahu informasi yang sebenarnya tentang kegiatan pak Hary di sanggar bersama anak-anak dusun setempat.


MAKNA KONOTATIF

Dikarenakan pak Surat tidak mengetahui fakta sebenarnya, ia cendrung melontorkan kata-kata yang ia fahami selama ini berdarkan opini dia dan informasi yang ia dapatkan dari cerita warga mengenai pak Hary dan sanggar.

Ketika dijelaskan dengan transparant, penonton akhirnya tahu bahwa pak Surat hanyalah sosok orang tua yang mudah dipengaruhi dengan informasi sekali dengar tanpa diberitahu informasi lebih lengkap. Karena pak Surat hanyalah orang tua yang sering menghabiskan waktunya dengan memeplajari fitur smartphone di tangannya.


MITOS

Manusia cendrung percaya dengan berita hoax dengan apa yang mereka dengar seolah menurut mereka itu benar dan masuk akal.

 

 SCENE 4

Sumber: Netlfix
Sumber: Netlfix

MAKNA DENOTATIF

Pak Surat ingin menonton karya pentas gamelan dusunnya dan meminta izin dahulu kepada tim pentas seni. Namun pemilik video mengatakan jangan dulu dinonton karena masih tahap editing yaitu grading. Pak Surat tidak mengerti maksud grading bagaimana, mencoba bertanya kepada istri di sebelahnya apa yang dimaksud grading. Namun istrinya tidak menjawab dengan benar maksud grading.


MAKNA KONOTATIF

Scene ini memperlihatkan perbedaan tingkat literasi yang berbeda antara orang tua dan anak muda zaman sekarang. Sepanjang film diperlihatkan bahwa seperti umur pak Surat di zaman sekarang baru mempelajari fitur teknologi (yaitu smartphonenya), dibandingkan dengan anak zaman sekarang yang tidak perlu mempelajari fitur tersebut karena sudah faham dengan kemajuan teknologi.


MITOS

Manusia sering mengalami miskomunikasi dan akhirnya tidak memahami percakapan yang sebenarnya.  


Film adalah media komunikasi yang bersifat audio visual untuk menyampaikan suatu pesan kepada sekelompok orang yang berkumpul di suatu tempat tertentu. Berbagai tema film telah diproduksi sebagai sarana hiburan maupun penyampaian pesan bagi khalayaknya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasikan jenis tanda yang dipergunakan selaku representasi pesan moral pada film "Nyengkuyung" dan mengetahui makna denotasi, konotasi, dan mitos dalam film "Nyengkuyung"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun