Mohon tunggu...
Widi Utami
Widi Utami Mohon Tunggu... Freelancer - Blogger. Home Based Education dan Bahasa Ekspresi Enthusiast.

Deaf Blogger | Sahabat Tuli Salatiga | CEO & Founder Rumah Pelangi | Full Time Mother at Home |

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pendidikan Setara untuk Semesta, Sebuah Refleksi Pendidikan Penyandang Deaf

29 Mei 2016   21:20 Diperbarui: 29 Mei 2016   22:32 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosialisasi Bahasa Isyarat, picture credit: Sahabat Tuli Salatiga

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 70 tahun 2009 tentang Pendidikan Inklusif Bagi Peserta Didik Yang Memiliki Kelainan dan Memiliki Potensi Kecerdasan dan / atau Bakat Istimewa. Dalam Peraturan ini, yang dimaksud dengan pendidikan inklusif adalah sistem  penyelenggaraan pendidikan yang memberikan kesempatan kepada semua peserta didik yang memiliki kelainan dan memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa untuk mengikuti pendidikan atau pembelajaran dalam lingkungan pendidikan secara bersama-sama dengan peserta didik pada umumnya.  [1]

Namun, pelaksanaan di lapangan masih harus dibenahi. Sistem pendidikan inklusif seharusnya menyediakan fasilitas pembelajaran sesuai dengan keistimewaan peserta didik. Khusus peserta didik penyandang deaf, belum ada lembaga pendidikan umum yang menyediakan penerjemah isyarat. Galuh Sukmara Soejanto, penyandang deaf yang berhasil menamatkan pendidikan S1 di Universitas Gadjah Mada, menuturkan jika pada saat pembelajaran dia merasa sendiri dikarenakan tidak ada fasilitas khusus yang disediakan bagi penyandang deaf, seperti penerjemah, pencatat dan tulisan pendukung.

Pendidikan Luar Sekolah bagi Deaf Masih Minim

Sampai saat ini, kami penyandang deaf masih belum menemukan pendidikan luar sekolah yang mampu memfasilitasi keistimewaan kami dengan menyediakan pendidikan yang menggunakan bahasa isyarat. Bahkan, bagi penyandang deaf yang beragama Islam belum menemukan guru ngaji yang mampu berbahasa isyarat, sehingga penyandang deaf merasa sangat minim dalam hal keagamaan. Hal ini berakibat pada kebingungan penyandang deaf dalam hal melaksanakan ibadah sesuai dengan agama masing-masing.

Menyalakan Lilin di Tengah Kegelapan

Menyadari minimnya fasilitas pendidikan bagi penyandnag deaf, bukan berarti lantas berpangku tangan menunggu pemerintah bergerak. Di tengah minimnya fasilitas, bersama volunteer yang peduli dengan perkembangan penyandang deaf, Sahabat Tuli mencoba untuk bergerak agar kemauan belajar sepanjang hayat terakomodasi. Beberapa kegiatan yang telah dilakukan antaralain:

Sosialisasi Bahasa Isyarat

Sosialisasi Bahasa Isyarat di Indonesia sudah mulai digerakkan oleh berbagai komunitas tuli yang tersebar di beberapa kota di Indonesia. Akar Tuli di Malang, Gerkatin Solo

Sosialisasi Bahasa Isyarat, picture credit: Sahabat Tuli Salatiga
Sosialisasi Bahasa Isyarat, picture credit: Sahabat Tuli Salatiga
dan Sahabt Tuli Salatiga merupakan sedikit dari berbagai komunitas tuli yang mengkampanyekan bahasa isyarat di berbagai event untuk masyarakat umum.

Sosialisasi Bahasa Isyarat ini, selain bertujuan agar bahasa isyarat semakin dikenal oleh masyarakat umum yang berpendengaran normal juga bertujuan agar memudahkan transfer ilmu dari orang berpendengaran normal ke penyandang tuli, begitu pun sebaliknya.

Sosialisasi Bahasa Isyarat juga mampu meminimalisir ke-ekslusif-an penyandang deaf dalam bergaul, karena selama ini penyandang deaf merasa minder dan sulit untuk bergaul dengan masyarakat umum dikarenakan tidak paham perbincangannya, pun masyarakat umum berpendengaran normal juga tidak mampu memahami bahasa isyarat yang dipakai oleh penyandang deaf.

Kelas Kreasi Sahabat Tuli

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun