Mohon tunggu...
Mustikasari
Mustikasari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Eccendentesiast

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Refleksi dan Kesimpulan Pemikiran Ki Hadjar Dewantara

9 Oktober 2023   07:46 Diperbarui: 9 Oktober 2023   08:14 467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: infografis Dewi Mustikasari

Dalam cara pandang dan pemikiran Ki Hadjar Dewantara kata 'pendidikan' dan 'pengajaran' merupakan dua hal yang berbeda. Pengajaran diartikan sebagai bagian dari pendidikan karena pengajaran merupakan proses pendidikan dalam memberikan ilmu. Sedangkan pendidikan sendiri memiliki jangkauan makna yang lebih luas. Pendidikan tidak hanya fokus pada proses transfer ilmu namun juga mengarah pada pemberian tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki oleh anak. Hal ini menyiratkan bahwa pendidikan tidak hanya tentang pengetahuan tapi juga tentang adab, sehingga harapan dari sebuah pendidikan yang diyakini oleh Ki Hadjar Dewantara adalah menciptakan manusia yang berpendidikan dan beradab.

Sebelum mempelajari tentang filosofi pendidikan, ada pemikiran-pemikiran saya yang tidak relevan dengan pemikiran dari Ki Hadjar Dewantara dalam memaknai pendidikan. Pandangan yang sempit dan hanya berdasar pada pengalaman saat menjadi peserta didik menuntun cara berpikir saya bahwa pendidikan yang telah saya jalani selama ini hanyalah pendidikan yang menuntut dan bukan menuntun. Hal ini didasari bahwa kebanyakan yang saya lakukan selama menjadi peserta didik adalah menerima perintah untuk mengerjakan sesuatu. 

Namun demikian, ada perubahan yang saya rasakan dari cara pandang saya dalam memaknai pendidikan setelah mempelajari mengenai filosofi pendidikan. saya menyadari bahwa menuntun jauh memiliki dampak yang besar dalam mengembangkan kemampuan siswa daripada sekedar memberikan perintah.

Menuntun dalam proses pendidikan anak berarti bertindak untuk mengarahkan anak kepada hal yang baik, bisa dalam konteks mengarahkan minat dan bakat, mengarahkan tingkah laku dan kebiasaan ke hal-hal yang positif. Selain itu kata 'menuntun' bisa artikan sebagai tindakan membersamai perkembangan anak, tindakan memberikan contoh dan menggiring pada hal sifatnya membangun diri. 

Jika dikaitkan dengan konteks budaya dan sosial, maka makna menuntun disini bisa diaplikasikan pada tindakan mengarahkan tingkah laku dan kebiasaan ke hal-hal yang positif, seperti cara berperilaku kepada orang-orang di masyarakat, penggunaan tata bahasa yang baik dalam bercakap-cakap yang bisa dilakukan dengan membiasakan diri untuk menggunakan unggah ungguh basa yang sesuai dengan kaidahnya.

Pendidikan hendaknya tetap memasukkan unsur-unsur budaya sebagai bentuk identitas dari diri dan bangsa. Pendidikan yang didasarkan pada kebudayaan merupakan bentuk upaya untuk mempertahankan ajaran luhur yang dapat memberikan tuntunan dalam melanjutkan pendidikan. Pendidikan yang dijalankan setelah kemerdekaan telah didasarkan pada kurikulum dan terus mengalami perombakan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Kembali lagi, bahwa keberlanjutan dan kedinamisan selalu mengiringi perjalanan pendidikan di Indonesia.

Dari pemikiran Ki Hadjar Dewantara yang saya tahu dan saya pahami bahwa pendidikan merupakan suatu proses yang penting dan pendidikan pertama yang harus diterima anak bermula dari keluarga. Lingkungan keluarga merupakan pusat pendidikan yang bertanggung jawab atas segala unsur nilai sosial. Lingkungan keluarga inilah yang kemudian meneruskan tradisi-tradisi yang tumbuh dalam masyarakat. Namun begitu, dalam menerapkan pembelajaran, pendidikan tidak bisa dipaksakan untuk selalu dengan cara yang sama seperti sebelumnya, karena pendidikan bersifat dinamis.

Menilik kembali dengan maksud dari tujuan pendidikan nasioanl, pendidikan anak harus disesuaikan dengan kodrat alam karena hal ini berhubungan dengan pembelajaran yang kontekstual. Sesuai dengan tujuan pendidikan bahwasannya harapan dari terselenggaranya pendidikan dengan baik adalah agar bisa diimplementasikan pada kondisi nyata yang dihadapi oleh para peserta didik dan tidak salah sasaran. Oleh karena itu, pendidikan harus memperhatikan kodrat alam mulai dari kondisi geografis, kondisi lingkungan, latar belakang tempat mereka tinggal agar implementasinya sesuia.

Kedua, pendidikan harus disesuaikan dengan kodrat zaman karena pendidikan bersifat dinamis, artinya akan selalu mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Kita tidak bisa memaksa anak-anak untuk belajar dengan cara kita pada zaman sebelumnya karena itu tidak sesuai dan akan menyebabkan ketertinggalan. Pendidikan harus disesuaikan dengan kodrat zaman agar anak-anak bisa menjawab dan mengatasi tantangan yang muncul dan ada pada zaman yang mereka tempati.

Dari pembelajaran mengenai filosofi pendidikan saya merasa ada hal-hal konkrit yang bisa dimulai untuk dilakukan dalam rangka mengimplenetasikan pemahaman tersebut. Berikut adalah beberapa strategi yang bisa dilakukan untuk menciptakan pendidikan yang berpihak pada murid:

  • Melakukan Pemetaan kebutuhan belajar murid
  • Merencanakan pembelajaran yang berdiferensiasi
  • Merancang pembelajaran yang bersifat tanggap budaya
  • Menyediakan pembelajaran yang kontekstual
  • Memberikan kesempatan berpendapat dan membangun pemahamannya sendiri
  • Memberikan kesempatan berpartisipatif dan bersikap demokratis
  • Melatih murid untuk memberikan feedback
  • Menciptakan kelas yang tidak monoton dan bersikap ramah untuk memberikan kenyamaman belajar
  • Mengenali siswa dan potensinya

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun