Mohon tunggu...
Mustika Pertiwi
Mustika Pertiwi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Program Studi Jurnalistik Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengetahui Sasaran dari Retorika Dakwah

27 Juni 2024   11:31 Diperbarui: 27 Juni 2024   11:34 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: Dokumen Pribadi

Oleh: Syamsul Yakin dan Mustika Pertiwi (Dosen dan Mahasiswa UIN Jakarta)

Sasaran retorika dakwah tidak hanya umat muslim, melainkan kaum kafir dan munafik. Agar dapat menentukan target atau sasaran dakwah, retorika dapat merujuk pada Qur'an.

Qs. Fathir/35: 32 menjelaskan mengenai wahyu yang disampaikan oleh Allah SWT kepada Rasulullah mengenai hal-hal yang diwariskan kepada umatnya. Terdapat kelompok atau tiga tingkatan orang yang bertaqwa merespon terhadap ayat-ayat Qur'an yang terukir secara permanen.

Kelompok pertama, merespons turunnya Al-Qur'an dengan cara menganiaya diri sendiri (Zalim Linafsih). Hal ini ditafsirkan oleh Ibnu Katsir bahwa orang yang lalai terhadap sebagian dari perintah yang diwajibkan dan malah mengerjakan sebagian dari larangan yang diharamkan. 

Misal, Qur'an memerintahkan menyembah Allah, namun ia menyembah berhala atau benda yang lain. Ketika Qur'an memerintahkan untuk membayar zakat, ia malah menyepelekannya dan enggan membayarnya. Ketika Qur'an menyeru untuk berbuat yang ma'ruf sebaliknya ia malah melakukan hal yang munkar. Orang-orang yang berada dikalangan ini disebut dengan golongan kafir. Mereka adalah sasaran retorika dakwah yang pertama.

Kelompok kedua, merespons secara setengah-setengah antara meyakini atau tidak meyakini. Kelompok ini terkadang masih bimbang terhadap kebenaran isi Qur'an. Dalam Qur'an surah Al-Baqarah/2: 23 Allah menjelaskan bahwa Qur'an bersumber dari Allah dan janganlah diantara kita untuk tidak meragukan Qur'an yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW. Contoh dari kelompok ini menurut Ibnu Katsir yaitu orang yang menunaikan perintah yang diwajibkan dan meninggalkan larangan yang diharamkan, namun ia tidak mengerjakan sesuatu yang di sunnahkan dan mengerjakan perbuatan yang makruh. Hal tersebut menunjukkan ciri-ciri orang munafik (hipokrit). Sikap inilah yang paling ditakuti dapat menimpa umat Rasul, terutama ketika ada sekelompok orang yang mengaku beriman ketika ikut pada Perang Badar  namun ketika musuh datang orang-orang tersebut pulang kerumahnya masing-masing. Inilah kelompok sasaran retorika dakwah yang kedua.

Kelompok ketiga, orang-orang yang bersegara berbuat kebaikan. Hal ini sesuai dengan QS. Al-baqarah/2: 148 yang berarti berlomba-lombalah dalam berbuat kebaikan. Kelompok ini merupakan sasaran retorika dakwah yang ketiga.

Itulah tiga sasaran retorika dakwah yang didasarkan pada respons kelompok terhadap diturunkannya Al-Qur'an. Kelompok terakhir adalah sasaran retorika dakwah yang diharapkan mampu melanjutkan gerakan dakwah ma'ruf nahi munkar.

Selain dari ketiga kelompok tersebut, sasaran retorika dakwah juga dapat dikelompokkan dari sisi sosial yang memuat kelas atas secara pendidikan dan ekonomi, baik itu kelas atas, kelas menengah, maupun kelas bawah. Kemudian sasaran retorika dakwah juga dapat dikelompokkan dari jenis kelamin, geografis, etnis, dan lainnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun