Mohon tunggu...
Mustika Pertiwi
Mustika Pertiwi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Program Studi Jurnalistik Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perpaduan antara Adab dan Ilmu dalam Retorika Dakwah

25 Juni 2024   22:50 Diperbarui: 25 Juni 2024   23:20 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh: Syamsul Yakin dan Mustika Pertiwi (Dosen dan Mahasiswa UIN Jakarta)

Di dalam ilmu dakwah dan ilmu retorika terdapat adab. Ilmu dakwah dan ilmu retorika harus dikembangkan berdasarkan pada ilmu pengetahuan. Maksudnya, ilmu dakwah dan ilmu retorika harus tetap mempertimbangkan kebenaran yang ada. Ilmu dakwah dan ilmu retorika harus bersumber dari ajaran agama maupun budaya yang ada.

Seperti yang kita ketahui, retorika dakwah bukan hanya ilmu berdakwah secara efektif maupun efisien, menarik maupun atraktif. Tetapi dalam retorika dakwah juga tercantum aturan mengenai kesopanan, keramahan, dan budi pekerti yang baik.

Pada titik tertinggi retorika sebagai suatu ilmu perlu adanya ikatan yang diikat oleh suatu hal yang bernama adab.

Bahkan tidak hanya retorika, budaya, seni, ilmu pengetahuan pun harus dipadukan dengan adab.

Sama halnya dengan dakwah, yang berawal dari ajaran agama kemudian semakin lama semakin berkembang menjadi ilmu dakwah yang tentunya harus tetap diiringi oleh adab. Dalam berdakwah, seorang da'i harus memiliki kesopanan, keramahan, dan budi pekerti yang melekat pada dirinya.

Dengan memadukan antara ilmu adab dan ilmu dakwah dalam beretorika dapat menghantarkan seorang da'i atau penceramah menjadi lebih profesional. Profesional bukan berarti terkenal, tetapi profesional dalam hal ini yaitu memiliki adab dan ilmu dalam berdakwah dan beretorika.

Perlu digaris bawahi, seorang da'i bisa bekerja sebagai apapun tanpa meninggalkan aspek profesionalisme. Karena konteks profesionalisme seorang da'i yaitu menghayati dengan sepenuh hati yang ia katakan dan mengamalkannya dalam kehidupan berdasarkan adab serta ilmu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun