Mohon tunggu...
Mustika Pertiwi
Mustika Pertiwi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Program Studi Jurnalistik Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pentingnya Retorika Politik dalam Menggiring Opini Publik

7 Mei 2024   21:58 Diperbarui: 7 Mei 2024   22:27 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: Dokumen Pribadi

Berdasarkan fungsinya, retorika memiliki tiga macam pengertian. Pertama, seni berbicara (the art of speech). Kedua, seni membujuk atau memengaruhi khalayak pendengar (the art of persuasion). Ketiga, seni berbicara efektif (the art of using language).

Dari pengertian di atas retorika yang digunakan politisi adalah retorika kedua, yakni seni membujuk atau memengaruhi khalayak media (the art of persuasion). Retorika ini berlaku untuk bentuk ceramah persuasif.

Ceramah persuasif adalah ceramah yang isinya ajakan atau bujukan kepada khalayak pendengar untuk melakukan sesuatu. Ceramah tersebut berisi pesan dan ajakan yang disampaikan kepada pendengar untuk memengaruhi atau mengajak. Cara ini biasanya digunakan untuk melakukan negosiasi bagi seorang politisi.

Seni berbicara membujuk atau memengaruhi penting digunakan dalam bentuk ceramah persuasif. Sebab bagi seorang politisi, ceramah persuasif bertujuan untuk meyakinkan khalayak dan tidak jarang untuk mengubah pendirian seseorang dalam  memilih pilihan yang selama ini dipilihnya.

Misalnya, seorang politisi secara persuasif berbicara untuk menurunkan harga pangan, pendidikan dan kesehatan gratis asalkan masyarakat memilihnya menjadi anggota legislatif.

Kesimpulannya, retorika politisi adalah seni berbicara yang bersifat persuasif yang digunakan politisi untuk membangun citra diri yang baik di hadapan publik, mengartikulasikan visi, dan membentuk opini publik.

Pidato seorang politisi yang persuasif sering kali terbukti mampu menginspirasi masyarakat, memobilisasi massa, bahkan membuat sejarah baru sebuah negara maupun bangsa.

Retorika seorang politisi tidak jarang dipakai untuk melakukan negative campaign (jenis kampanye yang mengemukakan sisi negatif atau kelemahan faktual tentang lawan politik), merayu pendukung atau masyarakat dengan program dan janji kampanye. Ujung-ujungnya para politisi meminta dukungan dengan sebuah elektoral, baik legislatif maupun eksekutif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun