Mohon tunggu...
mustika ayu
mustika ayu Mohon Tunggu... Guru - guru kelas

saya hobi membaca dan memasak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Sekolah dalam Menekan Stunting pada Anak SD

18 Agustus 2023   17:07 Diperbarui: 18 Agustus 2023   17:12 409
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Stunting, kondisi pertumbuhan fisik yang terhambat pada anak akibat kurangnya gizi, merupakan masalah serius yang dapat memiliki dampak jangka panjang terhadap kesehatan, pendidikan, dan perkembangan anak. Pentingnya peran sekolah dalam menekan stunting pada anak-anak SD tidak dapat diabaikan. Sekolah bukan hanya tempat untuk memperoleh pendidikan formal, tetapi juga dapat menjadi wadah untuk mengedukasi anak-anak mengenai pola makan sehat, kebersihan, serta gaya hidup yang mendukung pertumbuhan optimal. Berikut adalah beberapa peran sekolah dalam menekan stunting pada anak-anak SD:

  • Pendidikan Gizi yang Mendalam: Sekolah memiliki peran penting dalam memberikan pemahaman yang mendalam mengenai gizi seimbang kepada anak-anak. Melalui mata pelajaran atau program pendidikan kesehatan, anak-anak dapat memahami pentingnya konsumsi makanan yang mengandung beragam nutrisi, seperti protein, vitamin, mineral, dan serat. Dengan pemahaman ini, mereka akan lebih cenderung memilih makanan yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan optimal.
  • Pemberian Contoh Melalui Program Kantin Sehat: Sekolah dapat memainkan peran aktif dengan menghadirkan kantin atau pilihan makanan di sekolah yang sehat. Dengan menyediakan makanan bergizi dan mengurangi penawaran makanan berlemak tinggi dan berkalori tinggi, sekolah dapat membantu mengarahkan anak-anak ke pilihan makanan yang lebih baik. Ini juga dapat mengajarkan anak-anak bagaimana membuat keputusan bijak dalam memilih makanan.
  • Promosi Pola Makan Sehat: Melalui kampanye pendidikan dan kegiatan sekolah, seperti seminar, lokakarya, dan kontes masak sehat, sekolah dapat meningkatkan kesadaran anak-anak terhadap pentingnya pola makan sehat. Mereka dapat mempelajari tentang jenis makanan yang sebaiknya dikonsumsi, porsi yang tepat, serta cara mempersiapkan makanan dengan benar.
  • Integrasi Materi Gizi dalam Kurikulum: Materi mengenai gizi dan kesehatan dapat diintegrasikan dalam berbagai mata pelajaran, seperti ilmu pengetahuan alam, matematika, dan bahasa. Ini tidak hanya akan membantu anak-anak memahami lebih dalam tentang pentingnya gizi, tetapi juga memberikan mereka kesempatan untuk menerapkan pengetahuan tersebut dalam konteks yang berbeda.
  • Kolaborasi dengan Orang Tua: Sekolah juga dapat berkolaborasi dengan orang tua untuk memastikan bahwa pesan tentang pola makan sehat dan pencegahan stunting diteruskan di rumah. Workshop atau pertemuan dengan orang tua dapat menjadi platform untuk berbagi informasi, strategi, dan rencana makan yang mendukung pertumbuhan anak.
  • Monitoring Pertumbuhan Anak: Sekolah dapat berperan dalam memantau pertumbuhan dan perkembangan anak secara teratur. Ini dapat dilakukan melalui penimbangan rutin dan pencatatan tinggi badan anak. Dengan memonitor pertumbuhan anak secara konsisten, sekolah dapat mengidentifikasi dini jika ada tanda-tanda pertumbuhan terhambat dan mengambil tindakan yang tepat.

Dengan mengambil langkah-langkah konkret seperti yang disebutkan di atas, sekolah dapat memiliki dampak yang signifikan dalam menekan stunting pada anak-anak SD. Edukasi, promosi pola makan sehat, dan kolaborasi dengan orang tua merupakan komponen penting dalam upaya mencegah masalah gizi yang dapat memengaruhi masa depan generasi muda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun