Guru menjadi korban kekerasan dari murid dan orang tua adalah fenomena yang serius dan telah menjadi perhatian masyarakat dan lembaga pendidikan. Beberapa alasan yang dapat menyebabkan terjadinya fenomena ini antara lain:
1.Perubahan nilai dan norma masyarakat: Perubahan nilai dan norma dalam masyarakat dapat menyebabkan kurangnya penghargaan terhadap guru. Guru sering kali mengalami perilaku kasar atau bahkan fisik dari murid atau orang tua karena pengaruh nilai-nilai yang merendahkan otoritas guru.
2.Kurangnya dukungan dari lembaga pendidikan: Kadang-kadang, lembaga pendidikan tidak memberikan dukungan yang memadai kepada guru ketika mereka menghadapi tantangan dalam mengelola perilaku murid atau ketika harus berhadapan dengan orang tua yang agresif.
3.Ketidakpuasan orang tua: Beberapa orang tua mungkin merasa tidak puas dengan kinerja guru atau keputusan yang diambil oleh guru mengenai anak mereka. Hal ini dapat menyebabkan mereka menunjukkan kekerasan sebagai bentuk ekspresi ketidakpuasan mereka.
4.Masalah psikologis atau keluarga: Beberapa murid mungkin mengalami masalah psikologis atau memiliki latar belakang keluarga yang tidak stabil, yang dapat menyebabkan perilaku agresif terhadap guru.
5.Pengaruh media dan teknologi: Penggunaan media sosial dan teknologi yang tidak terkendali dapat mempengaruhi perilaku murid dan orang tua. Terkadang, perilaku agresif dapat dipicu oleh tindakan intimidasi di media sosial.
Untuk mengatasi fenomena ini, perlu dilakukan beberapa langkah, antara lain:
1.Pendidikan tentang penghormatan dan penghargaan: Pendidikan mengenai penghormatan dan penghargaan terhadap guru harus dilakukan di sekolah maupun di rumah.
2.Pelatihan keterampilan sosial: Penting bagi murid untuk memperoleh pelatihan keterampilan sosial yang dapat membantu mereka mengatasi masalah dengan cara yang lebih konstruktif.
3.Pembangunan kemitraan dengan orang tua: Lembaga pendidikan harus menciptakan lingkungan yang mendorong komunikasi yang terbuka dan kemitraan dengan orang tua, sehingga masalah yang muncul dapat diselesaikan bersama.
4.Mendukung guru secara psikologis: Guru harus mendapatkan dukungan psikologis dan dukungan dari manajemen sekolah dalam menghadapi masalah kekerasan.
5.Penggunaan teknologi dengan bijaksana: Sekolah dan orang tua harus bekerja sama untuk mengawasi dan mengarahkan penggunaan teknologi oleh anak-anak untuk mencegah konten negatif atau tindakan intimidasi.
6.Penegakan aturan: Penting untuk menjalankan sistem hukuman yang konsisten terhadap perilaku agresif baik dari murid maupun orang tua, sehingga mereka menyadari konsekuensi dari tindakan mereka.
7.Pelatihan konflik dan manajemen emosi: Guru harus diberikan pelatihan untuk mengatasi situasi konflik dengan bijaksana dan mengelola emosi mereka dengan baik.
Dengan langkah-langkah ini, diharapkan dapat mengurangi insiden kekerasan terhadap guru dan menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih aman dan produktif.
(Penulis : Mustika Ayu,S.Pd,guru SDN 01 Parit Cegat,Kecamatan Salatiga, Kabupaten Sambas)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H