Mohon tunggu...
Mustika
Mustika Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswi

hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Generasi Muda dan Teknologi: Apa Dampaknya Pada Kesehatan Mental?

14 Oktober 2024   10:10 Diperbarui: 14 Oktober 2024   10:30 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Generasi muda saat ini tumbuh di tengah arus teknologi yang begitu deras, dari ponsel pintar hingga media sosial, yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Teknologi membawa banyak kemudahan, memperluas akses informasi, dan membuka peluang baru dalam berbagai bidang. Namun, di balik segala manfaatnya, muncul pertanyaan yang semakin penting: apa dampak penggunaan teknologi ini terhadap kesehatan mental generasi muda? Banyak penelitian menunjukkan adanya hubungan antara penggunaan teknologi berlebih dengan peningkatan stres, kecemasan, hingga depresi. Dalam artikel ini, kita akan mengupas lebih dalam bagaimana dampak teknologi terhadap kesehatan generasi muda, serta peran penting yang harus dimainkan oleh berbagai pihak untuk memastikan generasi muda tumbuh dengan sehat secara mental di era digital.

1.Tekanan Sosial dan Media Digital

Media sosial, sebagai salah satu produk teknologi digital, menjadi arena bagi generasi muda untuk mengekspresikan diri. Sayangnya, di balik itu, ada dampak psikologis yang serius. Banyak remaja merasa tertekan karena perbandingan sosial yang tak sehat. Fenomena fear of missing out (FOMO), di mana seseorang merasa tertinggal dari aktivitas sosial orang lain yang dipamerkan di media sosial, sering kali memicu kecemasan dan ketidakpuasan terhadap diri sendiri. Di Indonesia, laporan dari Kementerian Kesehatan mengungkapkan bahwa 6,1% penduduk berusia 15 tahun ke atas mengalami gangguan kesehatan mental, seperti kecemasan dan depresi. Fakta lain menunjukkan bahwa lebih dari 15,5 juta remaja di Indonesia mengalami masalah kesehatan mental, khususnya terkait kecemasan dan depresi.

2.Kecanduan Teknologi dan Dampaknya terhadap Tidur

Selain itu, kecanduan teknologi menjadi masalah yang kian serius di kalangan generasi muda Indonesia. Remaja sering menghabiskan waktu berjam-jam di depan layar untuk bermain game, berselancar di media sosial, atau menonton video online, yang berpotensi mengganggu kualitas tidur mereka. Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan gadget secara berlebihan, terutama di malam hari, menyebabkan gangguan tidur yang berpengaruh pada kesehatan mental, seperti meningkatkan risiko depresi dan kecemasan. Di Indonesia, masalah ini terlihat semakin nyata, di mana lebih dari 21,8% remaja mengalami gangguan tidur yang dipicu oleh penggunaan perangkat digital.

3.Stigma dan Akses Terbatas ke Layanan Kesehatan Mental

Meskipun masalah kesehatan mental semakin banyak dibahas, stigma sosial di Indonesia masih menjadi penghalang bagi generasi muda untuk mencari bantuan. Banyak remaja yang merasa malu atau takut dianggap lemah jika mengakui bahwa mereka sedang mengalami masalah mental. Padahal, berdasarkan data dari WHO, tingkat bunuh diri di Indonesia adalah 3,4 kasus per 100.000 penduduk, dan banyak di antaranya melibatkan remaja yang mengalami gangguan mental yang tidak tertangani.

Stigma sosial terkait kesehatan mental masih menjadi kendala besar bagi generasi muda Indonesia untuk mencari bantuan profesional. Walaupun semakin banyak yang membicarakan pentingnya kesehatan mental, banyak remaja yang enggan mengakui bahwa mereka membutuhkan bantuan karena takut dianggap lemah atau “tidak normal”. Ini diperparah dengan kurangnya layanan kesehatan mental yang mudah diakses oleh masyarakat luas. Selain stigma, akses ke layanan kesehatan mental di Indonesia masih sangat terbatas, terutama di daerah pedesaan.

Meskipun teknologi telah membuka banyak peluang bagi generasi muda, dampak negatifnya terhadap kesehatan mental harus segera diatasi. Keluarga, sekolah, dan pemerintah harus bekerja sama dalam memberikan edukasi literasi digital serta menyediakan dukungan kesehatan mental yang memadai. Generasi muda perlu dibekali dengan kemampuan untuk menggunakan teknologi secara bijak, sehingga mereka dapat menghindari kecanduan teknologi dan tekanan sosial yang tidak perlu. Selain itu, upaya untuk menghilangkan stigma kesehatan mental harus menjadi prioritas, agar lebih banyak remaja berani mencari bantuan ketika membutuhkannya.

Opini saya sebagai penulis terkait isu kesehatan mental di tengah gempuran teknologi pada generasi muda Indonesia adalah bahwa meskipun teknologi menawarkan berbagai kemudahan dan peluang, dampaknya terhadap kesehatan mental harus ditangani dengan serius. Media sosial, aplikasi hiburan, dan akses tanpa batas ke internet memang memungkinkan generasi muda mendapatkan informasi dan berinteraksi lebih luas, namun, mereka juga lebih rentan terhadap tekanan sosial, gangguan citra diri, dan kecemasan berlebih.

Teknologi digital seharusnya menjadi alat yang mendukung perkembangan positif, bukan sumber gangguan psikologis. Namun, minimnya pendidikan literasi digital dan kesehatan mental membuat banyak remaja tidak mampu mengelola dampak negatif dari paparan teknologi ini. Misalnya, kecenderungan untuk membandingkan diri dengan orang lain di media sosial sering kali mengarah pada depresi dan kecemasan yang lebih tinggi, terutama ketika standar yang ditampilkan di sana tidak realistis atau manipulatif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun