Malam itu, angkringan Pak Somad di ujung desa ramai seperti biasa. Kepala Desa dan perangkat desa dari Desa Mandiri dan desa tetangga berkumpul, menikmati wedang jahe dan nasi kucing sambil membahas berbagai hal. Namun, malam ini obrolan mereka terasa lebih serius. Topiknya adalah pelatihan pengelolaan website desa dan anggaran besar yang sudah mereka alokasikan.
"Tumben sekali, rame-rame bawa pasukan Pak kades?" sapa Pak Somad, pemilik angkringan sambil membalik-balik sate usus di panggangan.
"Jadi, begini, Pak Somad, sekarang desa kita mau nggak mau harus masuk era digital. Kemarin waktu pelatihan pengelolaan website di provinsi, mereka bilang kalau desa yang punya website bisa lebih maju. Nah, makanya, kita anggarkan di APB Desa tahun ini," kata Pak Junaidi, kepala Desa Mandiri sambil menyeruput teh hangat.
"Website, Pak Kades? Emang penting ya? Warga di sini rata-rata masih sibuk di sawah. Apa mereka bakal ngerti cara pakainya?" tanya Pak Somad.
Rina, Sekdes Desa Mandiri, seolah tak mau ketinggalan ikut menjelaskan "Itu dia, Pak Somad. Makanya kemarin waktu pelatihan, kita diajarkan bukan cuma cara bikin website, tapi juga bagaimana membuatnya bermanfaat. Misalnya, untuk layanan administrasi online atau mempromosikan hasil pertanian dan kerajinan warga," jelasnya.
"Iya. Contohnya, kalau ada warga yang butuh surat keterangan usaha, nanti mereka bisa daftar lewat website. Nggak perlu lagi bolak-balik ke balai desa. Selain itu, kita bisa promosiin produk UMKM. Jadi, produk-produk seperti keripik singkong atau jahe merah bubuk dari desa kita bisa dikenal lebih luas." Sambung Pak Junaidi menambah keterangan.
"Oooh, kalau begitu, ya bagus juga, Pak. Tapi saya dengar anggarannya besar, ya? Apa nggak memberatkan?" tanya Pak Somad sambil menghidangkan sepiring gorengan.
"Betul, Pak Somad. Anggarannya memang lumayan. Kita alokasikan sekitar 25 juta. Itu untuk biaya hosting, domain, pelatihan tambahan, dan pengelolaan selama setahun. Awalnya warga juga sempat mempertanyakan angkanya, tapi setelah kita jelaskan manfaatnya, mereka mulai paham." Pungkas Pak Agus, Kasi Pemerintahan.
Aroma wedang jahe, kopi arang yang khas dan asap bakaran sate usus yang membumbung ke udara menyatu, menambah kehangatan perbincangan mereka malam itu.
"Memang, ya, semua perlu proses. Tapi yang penting, anggarannya jangan sampai sia-sia. Kadang-kadang, saya dengar ada desa bikin website, tapi isinya kosong. Cuma pajangan." Ucap Pak Somad dengan sedikit keraguan.