Mohon tunggu...
Danang Arief
Danang Arief Mohon Tunggu... Psikolog - baca, nulis, gowes adalah vitamin kehidupan

Menekuni bidang pengembangan organisasi

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Kenapa Buah di Pohon yang Sama, Matangnya Tidak Bersamaan?

6 Maret 2023   12:12 Diperbarui: 6 Maret 2023   12:18 1550
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kematangan buah yang berbeda-beda. Sumber gambar: freepik.com

Tingkat Kematangan Buah di Pohon

Coba perhatikan ketika musim buah mangga. 

Di pohon yang sama, buahnya tidak akan matang secara bersamaan. Bahkan di batang yang sama sekalipun, akan berbeda-beda tingkat kematangannya. Buah yang lebih dahulu matang, pastinya akan lebih duluan dipetik dan bisa dinikmati dagingnya.

Begitupun dengan karyawan di perusahaan tempat kita bekerja.

Masuk di tahun yang sama, memiliki profil potensi yang setara, berasal dari kampus dan jurusan yang sama, mendapatkan pelatihan yang sama, namun tingkat kematangannya bisa saja berbeda-beda. Yang satu bisa menjadi Manajer dalam waktu 3 tahun, sedangkan yang lain membutuhkan waktu hingga 8 tahun misalnya.

Lalu, apakah yang menjadi Manajer lebih cepat berarti lebih baik?

Sebelum menjawabnya, mari kita kembali dulu ke pohon mangga di atas. Apa penyebabnya, buah di pohon yang sama, matangnya tidak bersamaan?

  • 1. Kondisi setiap buah dapat memengaruhi waktu pematangan. Buah mangga yang terletak di bagian bawah pohon cenderung matang lebih lambat daripada buah yang terletak di bagian atas pohon. Hal ini dikarenakan buah di bagian atas pohon lebih banyak terpapar sinar matahari dan angin yang dapat mempercepat proses pematangan.
  • 2. Gangguan seperti serangan hama atau penyakit juga bisa berpengaruh terhadap waktu pematangan buah pada pohon yang sama.

Tingkat Kematangan Karyawan

Begitupun dengan karyawan di perusahaan tempat kita bekerja. Bisa jadi tingkat kematangannya berbeda-beda, padahal memiliki potensi, kompetensi dan program pengembangan yang serupa. Diantara penyebabnya, adalah sebagai berikut:

  • 1. Karakteristik pribadi seperti: kepribadian, motivasi, dan nilai-nilai yang dimiliki seorang karyawan. Misalnya, seorang karyawan dengan latar belakang seorang anak pertama yang harus membiayai sekolah adik-adiknya, cenderung memiliki motivasi dan tujuan kerja yang lebih kuat.
  • 2. Faktor lingkungan kerja seperti: kepemimpinan, budaya perusahaan, dan dukungan dari rekan kerja. Seorang karyawan yang memiliki atasan egoistik, rekan kerja toxic, akan kesulitan di dalam menampilkan kinerja terbaiknya.
  • 3. Kualitas feedback yang diperoleh. Komunikasi dan umpan balik dari atasan dan rekan kerja dapat mempengaruhi kematangan karyawan. Umpan balik yang jelas dan tepat waktu dapat membantu seorang karyawan mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan mereka, serta membantu mereka untuk mengembangkan keterampilan dan kemampuan yang diperlukan.
  • 4. Self leadership. Kemampuan mengelola diri sendiri seperti keterampilan manajemen waktu dan kemampuan untuk mengatasi stres dapat mempengaruhi kematangan karyawan. Seorang karyawan dengan self leadership yang baik akan lebih mampu mengatasi tuntutan kerja yang kompleks dan menyelesaikan tugas-tugas mereka dengan lebih efektif.

Jika Anda berprofesi sebagai HR, seorang Atasan atau Pemilik Perusahaan, Anda perlu menilai dengan bijak apa yang sebaiknya dilakukan pada karyawan yang belum mencapai tingkat kematangan yang diharapkan.

Jangan sampai buah yang berpotensi matang dengan baik, justru dipotong karena dinilai tidak bisa beradaptasi. Bisa jadi, buah itu perlu dipindahkan ke cabang lain yang lebih tepat untuk mendorong perkembangannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun