Mohon tunggu...
Danang Arief
Danang Arief Mohon Tunggu... Psikolog - baca, nulis, gowes adalah vitamin kehidupan

Menekuni bidang pengembangan organisasi

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Agar Karyawan Tidak Lagi Datang Terlambat ke Kantor

29 Januari 2023   07:46 Diperbarui: 30 Januari 2023   12:04 934
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kedisiplinan menjadi hal yang dianggap penting bagi para pemberi kerja. Berbagai kebijakan ditetapkan agar karyawan menjadi disiplin.

Sudah menjadi hal yang lazim bahwa upah karyawan akan dipotong jika datang terlambat ke kantor. Metode ini banyak diterapkan, baik oleh instansi pemerintah maupun swasta.

Untuk mengetahui perusahaan mana yang menerapkan kebijakan tersebut sebenarnya cukup mudah.

Datang saja di kantor beberapa saat sebelum pukul 08.00 pagi. Jika Anda melihat banyak karyawan yang berlarian, tergesa-gesa untuk masuk ke kantor, itu tandanya upah mereka akan dipotong jika datang terlambat.

Psikologi Manusia

Pada dasarnya manusia digerakkan oleh dua hal: rasa takut dan rasa harap. Bisa diibaratkan, dengan memiliki salah satunya, manusia akan berjalan. Dengan keduanya, manusia akan berlari.

Dalam kasus di atas, karyawan digerakkan oleh rasa takut bahwa upah mereka akan dipotong. Sekaligus berharap agar hasil penilaian kinerja mereka menjadi baik. Oleh karena itulah mereka berlari.

Lalu, adakah cara lain untuk mendisiplinkan karyawan?. Berbekal prinsip psikologi, ada dua metode yang bisa dicoba.

Alternatif 1: Setiap orang ingin agar pikiran dan perilakunya konsisten

Mari kita simak eksperimen sosial sebagai berikut:

Seorang anak kecil mendatangi seseorang yang sedang merokok di pinggir jalan. Anak itu membawa rokok di tangannya dan hendak meminjam korek api. Sang perokok tentu saja, menolaknya.

Dari serangkaian percobaan, banyak perokok yang bahkan menasehati anak kecil tersebut perihal bahaya merokok.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun