Mohon tunggu...
Mustaqim Ode Musnal
Mustaqim Ode Musnal Mohon Tunggu... Buruh - Saya seorang yang sedang belajar

Aku hanya berdiri bebas pada simpang pikirku, simpang yang mengantarku tuk menggoreskan arah pikirku yang kadang tak terarah tetapi demi sesuatu yang terarah kurela bergelut dengan kelok itu.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pendidikan Politik Pasca Rilis Kabinet Jilid 2 Jokowi

24 Oktober 2019   10:43 Diperbarui: 24 Oktober 2019   19:04 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pada akhirnya, dalam keputusan sidang Mahakam Konstitusi terkait sengketa Pemilihan Presiden, Mahkamah Konstitusi mengambil keputusan yang secara tidak langsung memenangkan  Jokowi -- Maruf karena saat itu yang tergugat adalah penyelenggara PEMILU dalam hal ini KPU.

Peran ini, dianggap cukup menjadi bargaining bagi YIM untuk mendapatkan jatah menteri di Kabinet  Jokowi -- Maruf. Bahkan banyak pihak menganggap bahwa sesuai dengan latar belakang YIM maka jabatan Menteri Hukum dan HAM layak disandang karena sebelumnya pada era SBY juga pernah mendapatkan jabatan yang sama.

Beberapa dokumen liar yang beredar dan diduga hoaks (akhirnya memang terbukti hoaks) tertulis bahwa jabatan MenKUMHAM akan ditempati oleh oleh YIM. Keyakinan itu semakin kuat ketika sebelumnya pada tanggal 01 Agutus 2019, YIM bertemu Jokowi di Istana negara meskipun YIM membatah bahwa pertemuan tersebut tidak membahas soal jatah menteri tetapi soal penempatan Warga Asing sebagai Direktur BUMN.

Namun setelah Jokowi -- maruf resmi dilantik pada tanggal 20 Oktober 2019 dan tibalah saatnya pemanggilan Calon Menteri oleh Presiden Jokowi, pada Senin 21 Agustus 2019 sampai dengan  pengumuman Kabinet Jilid II Presiden Jokowi (Rabu 23 Agustus 2019), nama IYM sama sekali tidak dipanggil dan disebut.

Justeru Partai GERINDRA yang selama ini menjadi OPOSISI yang menjadikan Ketua Umum Partaix seolah sebagai lawan politik abadi JOKOWI mendapatkan kehormatan dengan memperoleh 2 jatah Kursi Menteri di Kabinet Jilid II Jokowi. 

Yakni Menteri Pertahanan yang diduduki PS dan Menteri Kelautan Perikanan yang ditempati Edy Prabowo. Meme tentang IYM menghiasi jagad media social. Dengan foto yang tampak tangan memangku dagu disertai caption yang lucu seolah menggambarkan kesedihan dan rasa penyesalan.

Drama politik seperti ini tentu saja, lagi - lagi mempertegas betapa dinamisnya POLITIK itu. Kontestasi politik tak bisa dimaknai secara kasat mata tapi iya seperti Dramaturgi - Erving Goffman. Tampilan - tampilan elit politik itu tak serta merta mempertontonkan fakta sebab dilayar belakang kadang menjadi satu bagian yang sama.

Entah karean Visi atau paling mungkin adalah kepentingan masing -- masing pihak. Karena itu, dibutuhkan kematangan emosional untuk memahami perbedaan dalam kontestasi politik. Faktanya, riuh elit politik bisa berubah menjadi kemesraan dalam waktu yang tak panjang.

Keberadaan kader Partai Gerindra PS pada Kabinet JOKOWI Jilid II juga semakin mempertegas adagium bahwa DALAM POLITIK TIDAK ADA KAWAN DAN LAWAN YANG ABADI, YANG ADA HANYALAH KEPENTINGAN.

Pelajarannya: Betapa politik itu dinamis sehingga diperlukan kebijaksanaan dalam mencermati setiap perbedaan dalam kontestasi politik. FANATISME Politik akar rumput menjadi tidak bermakna apa - apa karena pada akhirnya elitlah yang menjalankan KEMUDI.

Point ini bisa menjadi pendidikan politik agar setiap warga negara baik secara individu maupun kelompok terutama pada akar rumput senantiasa bijak dalam mencermati kontestasi politik elit. Sebaliknya, Elit politik juga memiliki tanggung jawab moral sebagai warga negara untuk menghadirkan sikap bijak dalam berpolitik agar tidak mengorbankan akar rumput. Karena bagaimana pun keterbelahan akar rumput pada momen politik tak semudah menyatukan kepentingan para elit politik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun