Mohon tunggu...
Ibnu Abdillah
Ibnu Abdillah Mohon Tunggu... Wiraswasta - ... kau tak mampu mempertahankan usiamu, kecuali amal, karya dan tulisanmu!

| pengangguran, yang sesekali nyambi kuli besi tua |

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Ijazahmu Tak Menjamin Bidang Pekerjaanmu

17 Maret 2022   14:08 Diperbarui: 17 Maret 2022   14:13 609
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://imagesvc.meredithcorp.io/v3

Pikiran mainstream semua orang mungkin begini: melanjutkan pendidikan sesuai dengan keinginan lalu bekerja dan membangun karir sesuai dengan ijazah. Para orang tua dan anak-anak di kota barangkali lebih rigid dalam memikirkan ini. Jauh-jauh hari sebelumnya sudah dibingungkan dengan masuk SD mana, lalu lanjut kemana, ikut bimbel di tempat siapa, lalu semakin mengerucut hingga mau ampil jurusan apa dan nanti proyeksinya akan bekerja dimana. Berbeda dengan sebagian besar para orang tua dan anak-anak kampung, asal sekolah saja sudah untung.

Memang seperti itu idealnya...

Sampai tiba pada suatu masa, dimana kita temukan banyak sekali diskrepansi soal ini. Harapan berbeda jauh dengan kenyataan. Bisa melanjutkan pendidikan hingga ke jenjang perguruan tinggi saja adalah sebuah kemewahan yang hanya bisa dinikmati oleh sekian persen anak-anak di negara ini.

Bahkan, kalau pun lulus, betapa banyak kita menemukan mereka bekerja tidak sesuai dengan jurusan yang menjadi spesialisasinya. Kadang tidak nyambung dengan ijazahnya. Aneh memang, tapi begitulah kenyataannya. Penulis punya teman jurusan Aqidah Filsafat, tapi diterima bekerja di Bank swasta. Banyak teman-teman penulis yang menjadi Staf atau Tenaga Ahli di Gedung Senayan sana, tapi ijazahnya adalah ilmu keislaman atau pendidikan Islam.

Teman-teman Psikologi saya, banyak yang bekerja di luar ijazahnya. Ada yang menjadi teller di Bank, ada yang bekerja di Kereta Api bagian teknisnya, ada juga yang bekerja di dunia jurnalistik dan pertelevisian. Apakah pembaca yang budiman pernah mendengar plesetan IPB menjadi Institut Perbankan Bogor dari saking banyaknya alumni yang bekerja di dunia Perbankan? Mungkin pernah juga mendengar Institut Pewarta Bogor dari saking banyaknya alumni yang menjadi wartawan atau jurnalis?

Silahkan pembaca sekalian membuat daftar sendiri tentang ini, teman teman-teman dan orang-orang di sekitar yang pekerjaannya sama sekali berbeda dengan spesialisasi yang tertera di ijazahnya.

Percayalah, mendapatkan pekerjaan di masa sekarang, lebih mujur dibandingkan lulusan perguruan tinggi yang sampai saat ini masih menjadi pengangguran. Luntang lantung kesana-kemari seperti lagunya Iwan Fals, bahkan pada titik tertentu ijazahnya menjadi tidak bermakna karena akhirnya juga menjadi kuli dan buruh kasar. Banyak? Jutaan! Jangankan lulusan dalam negeri, jebolan luar negeri pun banyak yang sampai sekarang masih pengangguran.

Kenapa harus idealis banget memikirkan pekerjaan sesuai dengan ijazah, sementara lapangan pekerjaannya saja masih susah?

Pendidikan adalah cara terbaik untuk menciptakan perubahan dan kemajuan. Harapannya, dengan pendidikan yang baik akan semakin banyak manusia-manusia yang tersejahterakan. Itulah kenapa, pendidikan sering kali dikaitkan dengan karir seseorang. Padahal, menurut penulis, mestinya pendidikan itu hanya untuk belajar, pengalaman, meningkatkan peran dan eksistensi diri, serta memunculkan potensi yang dimiliki.

Kurang benar jika menjadikan pendidikan sebagai cara untuk mendapatkan pekerjaan, meski tidak sepenuhnya kesalahan. Pendidikan itu mestinya untuk mencari ilmu, bukan untuk mengejar karir. Sebab jika pekerjaan yang dituju, sebagian besar sudah merasakan bagaimana pedihnya kekecewaan. Ijazah menjadi tak begitu diperlukan. Kenyataannya memang seperti itu, bukan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun