Bahasa Indonesia adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan mulai dari siswa SD sampai SMA bahkan mungkin sampai di Perguruan Tinggi. Dulu ketika masa-masa sekolah memang tidak terpikirkan untuk apa belajar Bahasa Indonesia. Mengikuti pelajaran ini hanya ikut arus saja, belajar sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan sekolah. Jarang memikirkan, untuk apa belajar ini itu.
Namun, baru tersadar ketika sudah bekerja, apa gunanya belajar ini dan itu ketika masa-masa sekolah dulu. Termasuk belajar Bahasa Indonesia, merasakan manfaatnya ketika bekerja. Salah satunya adalah komunikasi. Baik komunikasi lisan maupun tulis, dalam komunikasi tentunya diperlukan penguasaan bahasa agar apa yang disampaikan bisa baik dan benar, sehingga tujuan komunikasi bisa tercapai.
Saya diterima bekerja sebagai pegawai, dalam bidang yang berkaitan dengan komputer. Pertama kali ditempatkan di kecamatan. Pekerjaan bidang komputer di kecamatan sangat simpel, lebih sering mengetik surat, yang telah di konsep atasan. Dengan pemahaman bahasa yang baik, bisa memberikan masukan jika terdapat susunan kata yang kurang pas. Mungkin ini manfaat pelajaran Bahasa Indonesia yang diperoleh saat masa-masa sekolah sangat membantu dalam pekerjaan,
Setahun bekerja di kecamatan, kemudian dipindahkan ke bagian yang mengurusi hubungan masyarakat. Alasan dipindahkan karena di bagian ini membutuhkan seseorang yang bisa bekerja di bidang komputer. Namun salah satu pekerjaan yang bisa dilakukan adalah menulis artikel/berita/informasi untuk ditampilkan di Website instansi tempat bekerja.
Saat itu, merasa sangat sulit sekali untuk menulis artikel. Membuat tulisan memang belum pernah dilakukan. Pekerjaan ini terasa agak berat, setiap ada keharusan menulis artikel butuh waktu yang lama. Untuk mencari ide perlu cari referensi dengan browsing sana sini.
Karena dorongan dari atasan serta rekan kerja yang lain sudah bisa, menjadikan semangat untuk bisa menulis. Meskipun tulisan pertama banyak koreksi dari atasan namun sudah ada keberanian untuk menulis. Dalam menulis tentu diperlukan permainan kata-kata, mungkin inilah manfaat berharganya belajar bahasa Indonesia ketika masa-masa sekolah.
Setelah bekerja di bagian humas selama dua tahun, akhirnya dapat kesempatan untuk melanjutkan pendidikan. Di jenjang pendidikan yang lebih tinggi ini, tidak sesuai dengan bidang yang telah ditekuni sebelumnya. Senang sekali bisa mendapatkan kesempatan kuliah, karena ketika diterima bekerja, saya gunakan ijasah sekolah menengah kejuruan.
Di tempat pendidikan sering mendapatkan tugas baik membuat makalah ataupun laporan praktikum. Dengan berbekal pengalaman menulis di tempat kerja sebelumnya, saya merasa tidak terlalu sulit untuk menyusun rangkaian kata dalam membuat makalah maupun laporan praktikum. Lagi-lagi permainan menyusun kata-kata dan mungkin pelajaran Bahasa Indonesia yang didapat ketika masa-masa sekolah, yang mendukung kegiatan saya. Mungkin masih ada beberapa teman kuliah sekelas yang kesulitan untuk menulis dan mengungkapkan ide-idenya.
Pengalaman lain tentang pemahaman bahasa adalah ketika dalam salah satu perkuliahan terdapat tugas untuk menjawab pertanyaan. Salah satu pertanyaan adalah “Jelaskan pengaman yang terdapat dalam sistem distribusi?” salah satu rekan menjawab bahwa jawabannya adalah penyebab gangguan dalam sistem distribusi. Namun ada pikiran lain, bahwa yang dimaksud pengaman dalam pertanyaan diatas adalah alat untuk membuat aman. Karena penggunaan imbuhan pe, bisa memiliki arti tersebut. Sehingga maksud pertanyaan diatas adalah diminta untuk menjelaskan alat-alat untuk membuat aman sistem distribusi. Lagi-lagi harus kembali tentang pemahaman Bahasa Indonesia.
Mungkin dulu saat masih sekolah, meremehkan pelajaran yang diterima. Namun sebenarnya itu sangat berguna bagi masa depan. Saat bekerja atau mungkin ketika masuk ke pendidikan yang lebih tinggi. Apapun pelajarannya ternyata sangat berguna untuk masa depan. Dalam agama saya ada banyak ayat yang memerintahkan berpikir, salah satunya yaitu “Demikian Kami menjelaskan tanda-tanda kekuasaan (Kami) kepada orang-orang yang berpikir”.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H