Mohon tunggu...
Kimmy ahmad
Kimmy ahmad Mohon Tunggu... Guru - Guru

Penulis jalanan, hanya ingin berbagi tulisan yang disenangi semua orang.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bullying

22 September 2024   10:35 Diperbarui: 22 September 2024   10:42 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://hai.grid.id

Bullying..

Satu kata yang berakibat fatal, dampak bullying mematikan kehidupan siswa. Bukan hidup dalam versi makan, minum dan tidur. Tapi hidup yang berguna, hidup yang kreatif.

Dahulu bullying ini hanya berlaku dikalangan ekonomi menengah keatas. Orang yang mempunyai status sosial tinggi berpotensi merendahkan orang bawahan seperti majikan kepada babunya, atau Bos kepada anak buahnya, model bullying ini karena kekuasaan, yang kuasa bisa mendikte yang lemah.

Pertanyaannya?, kenapa bullying sekarang menjalar ke sekolah, dimana notabenenya anak sekolah yang awalnya lucu dan imut imut berubah menjadi monster mental. Karena siswa sekarang lebih percaya pada pergaulan di luar, pengaruhnya yang luar biasa menjadikan sekolah sarana pelampiasan, mereka pelaku bullying adalah anak anak yang tidak dapat perhatian dari orang tuanya, bertemu "gank" yang sama dan kemudian mewujudkan tindakan impulsif sebagai kepuasan atas ketidakberdayaan, mereka menipu kelemahan dirinya dengan mencari mangsa. Korban bullying identik dengan siswa yg lemah karena mudah untuk ditindas tapi tidak menutup kemungkinan korban bullying pada  siswa yang berprestasi.

Untuk mencegah bullying tindakan preventif yang harus dilakukan, pertama dari lingkungan keluarga  harus memberikan kebiasaan baik.

Pondasi pendidikan itu ada dirumah, jika anak dididik dengan benar dan penuh kasih sayang, tidak mungkin anak bersikap pada kekerasan. Namun kalau rumah tempat tinggalnya selalu disuguhi keributan dan pertengkaran, maka jangan salah anak akan melakulan hal yang serupa diluar rumah.

Benteng berikutnya adalah kontrol agama dan sosial, anak yg alim dan berintegritas berpotensi kecil untuk melakukan tidakan bullying, karena pengetahuan yang dimiliki hidup adalah bekerja sama dan tolong menolong.

Bullying menjadi PR bersama semua kalangan, dari pemerintah harus perhatian pada sistem yang melindungi dan mengayomi, buatlah kurikulum yang membahagiakan bukan yang menyiksa. Dari guru, hindari mengajar pola membentak dan memukul, karena siswa generasi Z suka melakukan tindakan nekad, tontonan dan kebebasan informasi ikut menyumbang hal tersebut.

Bagaimanapun Bullying suatu tindakan yang berbahaya harus segera dihentikan. Kalau siswa yg melakukan bullying tidak bisa diatur, sikap pemecatan dari sekolah bisa diterapkan. Jangan melindungi noda yang membawa pengaruh kotoran pada semua pakaian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun