Penguasa Indrawi
Aku membisu di antara rintihan jelata kelaparan..
Aku membuta di antara kedholiman menyengsarakan..
Aku menuli dari keriuhan pilu serta ratap tangisan...
Apakah semua ini karena hatiku mati..
Karena mulut yang kupunya tak bisa mengungkap kebenaran..
Karena mata yang kumiliki tak bisa melihat kebaikan..
Karena telinga yang kupasang tak bisa mendengarkan kedamaian..
Selalu aku menjadi bodoh ..
Mengikuti kemana hamba berjodoh..
Ditepian jurang pun aku masih berani membuat heboh...
Tak terusik sedikitpun untuk roboh..
Sulit aku menyatu dengan isi hati..
Betapa aku selalu mengingkari..
Janji tinggal janji..
Sampai kau pergi aku tak peduli..
Mulut, mata dan telinga seakan akan telah mati..
Tidak adanya rasa empati...
Hakikat indrawi hati yang kau miliki..
Melihat dan mendengar dengan tulus dan murni..
Meraih ma'rifat mendaki maqam ilahi..
Semua makhluk tunduk padaMU ya robbi..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H