Shubuh berkumandang  lantunkan suara adzan..
Mentari sebentar lagi mengintip pagi hari..
Dunia kembali bergairah setelah bertubi tubi tersakiti..
Oleh penyakit yang mengutuk diri..
Oleh kesombongan yang terkasihani..
Jika gunung menenggelamkan ketinggianmu..
Jika samudera menghanyutkan  kecongkakanmu..
Jika alam semesta mengecilkan kehadiranmu..
Kemanakah perginya kejujuranmu yang dulu..?
Kau berhutang janji yang kau khianati..
Kau menjadi orang asing yang lupa jati diri..
Sebagai manusia yang tahu akal budi..
Sebagai bangsa besar dengan budaya sendiri..
Sebagai sahabat sehidup semati..
Sebagai saudara satu rasa jalinan kasih..
Kau yang hilang...
Kau yang berubah..
Kau yang kukenang..
Kau yang indah..
Kau tinggalkan segala perjuangan duka lara..
Kau telah hilang dalam luka menusuk sukma..
Akankah semua hal yang hilang..
Akan utuh kembali pulang..
Menari nari dalam jiwa yang berseri..
Suara nan merdu menemani kala sepi menghantui..
Keniscayaan hidup bukan kau ciptakan..
Kau tidak mampu merobohkan takdir yang menggenggam..
Tetapi kau punya kekuatan..
Menjadikan kebenaran sebagai tujuan..
Kau punya cita cita..
Menjadikan kejujuran bagai senjata ucapan..
Kemenangan yang engkau raih bukan dari tanganmu seorang..
Tangan Tuhan selalu memberi perlindungan..
Engkau yang hilang..
Jangan larut dalam bimbang..
Senantiasa ingat pada Tuhan..
Menuntunmu penuh kasih sayang..
Larut dalam sang abadi kekuasaan..
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI