Mohon tunggu...
Kimmy ahmad
Kimmy ahmad Mohon Tunggu... Guru - Guru

Penulis jalanan, hanya ingin berbagi tulisan yang disenangi semua orang.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hidayah Cinta

19 Februari 2022   06:52 Diperbarui: 19 Februari 2022   07:00 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hidayah Cinta..

Terukirlah perjalanan kaki melangkah menembus ke awan..
Terusik hati pada kekasih tiada pernah berjumpa..
Pengembaraan seorang pujangga melewati lautan cinta..
Menahkodai larik larik ombak berpuisi nan indah..
Menatap dari kejauhan memimpikan dunia penuh semerbak bunga..
Satukan perbedaan dalam mahligai asmara dana..

Antara kau dan aku terpisah jarak yang membentang..
Langit bergumintang mendendangkan tarian pelangi cukup menantang..
Aku dan kau tidak bisa saling bermesra sayang..
Cinta yang kau tawarkan menguliti pori pori hatiku menjadi sayatan..
Tergores pilu terbunuh rindu mustahil untuk bertemu..
Dipenghujung waktu..
Harapan satu satunya engkaupun menusukku dengan sembilu..

Cerita sedih yang kurasa kapan berakhir..
Pertanyaan hati membutuhkan jawaban satir..
Jangan kau lontarkan kata kata yang memblokir..
Menutup cela dan asa dalam bayangan sumir..

Wanitaku kau adalah pengantin jiwaku..
Menjadi permaisuri jantung sukmaku..
Jangan pernah patah wahai tulang rusukku..
Ku luruskan engkau dengan kecupan sayang di keningmu..

Cukuplah gombalan rayu dan puji..
Sekarang kau tlah pergi menjauhi diri..
Aku terperangah tidak berkutik lagi..
Bidadariku pergi terbawa badai..
Melayang jauh terenggut sang maut takkan mungkin kembali..

Aku hanya terdiam.. Lamunan berbalut kesedihan..
Membabi buta tiap malam malam..
Menjadi hantu yang berujud bayangan..

Saat menunggu sang maha penyayang menghibur gelisahku..
Cahaya iman menembuslah kedadaku..
Berbentuk hidayah kalbu..

Hidayah untuk menidurkan bangunan gairah cinta..
Sendirian berjuang berat membawa ironi jiwa..
Kau tlah tiada kuhadapi realita..
Walau sulit sang hidayah bisa menjadi secercah cahaya..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun