Mohon tunggu...
Kimmy ahmad
Kimmy ahmad Mohon Tunggu... Guru - Guru

Penulis jalanan, hanya ingin berbagi tulisan yang disenangi semua orang.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Setia

9 Februari 2022   13:36 Diperbarui: 9 Februari 2022   13:52 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sinar matahari sangat terik membakar seluruh raga yang sudah usang..
Kelebat cahaya membumbung ke angkasa menyilaukan pandangan mata walau jauh terbang..
Semua persoalan yang dihadapi manusia adalah karena hati yang kering dan gersang..
Tiada orang sempurna memperindah pahatan demi pahatan ketika perasaan suntuk menyambang..

Perasaan adalah soal hati, kemana berlabuhnya ia mengikuti dermaga renjana..
Berawal dari kenyamanan tidak terpungkiri saat hilang, hati menjadi merana..

Persahabatan menciptakan rasa keterkaitan,saling membutuhkan dalam bekerja sama..
Bila ada salah itu bagian sifat khilaf manusia..
Bila ada kata yang menyakitkan, yakinlah itu bukan sengaja..
Dengan mengulurkan kata ma'af serasa perbedaan itu berbuah hikmah..
Dinamika hidup menjadi pengorbanan untuk setia..
Tanpamu sahabat apa guna kita hadir dalam cerita pertemanan yang terlukis indah..

Setia adalah mengikat diri dalam suka duka..
Seiring waktu berjalan sering badai menerpa..
Apapun itu jua, ksatria pasti membela..
Tidak mampu memberi yang terbaik, ksatria siap menampung masalah..
Bahu yang tegap untuk bersandar supaya tidak rebah..

Penkhianat bagi mereka yang tidak mau berkorban..
Di mana ada sahabat jatuh, ia terbahak bahak kegirangan..
Mulut manis sekedar umpan agar ia mendapat perhatian..
Hatinya culas membusuk dalam perbuatan..
Seperti topeng, hidupnya bergonta ganti peran.

Lebih baik hitam daripada abu abu..
Dari hitam jelas ia pilih golongan yang salah..
Prinsip diri yang menentukan pada pilihan..
Hidayah datang sang hitam berubah putih menyala..
Abu abu adalah warna hidup yang samar..
Selalu mengintai seperti buaya lapar..
Tega mencelakai apapun yang dijadikan santapan..


Pergilah pada kebenaran yang berpijak pada teguh setia..
Memberikan jiwa raga karena ikhlas dan ridha..
Mencintai setulus hati..
Menanamkan rindu semerbak mewangi..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun