Suatu hari aku termenung panjang, sepanjang jalan yang mencegah aku hanyut dalam bisikan.
Hari - hariku dalam tempo singkat ini tiba tiba terkooptasi dalam irama permainan jari jemariku. Jemari yang menuliskan kalam suci semburat melayang di genggaman pena - pena laknat. Aku heran begitu lancarnya jemari kalau menulis tentang ilusi syahwat perempuan, begitu mahirnya jemariku kalau melukiskan sosok anggun dari tulang rusuk Adam.
Sosok yang terlukis dari ujung rambut sampai ujung kaki, tidak satupun yang tertinggal. Jari telunjukku menunjuk pada perempuan ayu bak pualam, tulisan yang menari pada bibir merah menawan, telujukku bukan sekedar menulis ia bisa meraba sang bibir dalam kecupan..
Jemari tengahku menengadah tegak untuk memuji dan berwibawa, bagaikan raja memperistri ribuan selir tiap malam mimpinya selalu mampir dalam syahwat  terlampir. Jemari manisku mengundang permata dan intan laksana biduan bergoyang di remang - remang malam, bermesraan berpelukan menumpahkan hasrat  liar tependam..
Jari jentikku membuat mereka wanita berlutut dalam janji yang takkan terwujud tapi perdayanya sungguh buat takjub, mereka bersujud dalam kelemahan. Jemari jempolku sebagai Ibunya jemari buat bisikan - bisikan bertambah gila dan menyesatkan, dengan pengetahuan yang dipunyai ia menjadi sutradara membuat kehancuran..
Oh jemariku...hari ini dalam tempo singkat ini kau rusak semua imanku dengan tulisan - tulisanmu yang menyesatkan. Kutak sanggup menolak karena rayuanmu sungguh menghanyutkan, Aku kalah dengan jemariku karena ia telah menguasai semua jiwa ragaku dalam segala tulisan - tulisan yang sudah tersiar. Kabar yang menjadi viral kalau aku seorang budak nafsu jemariku.
Hatiku kusut..mukaku larut dan hidupku semerawut..
kimmy ahmad
21, Januari 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H