Pagi ini, Zhafran 6 tahun, bangun pada pukul 5 pagi seperti biasanya. Setelah mandi dan sarapan, ia mengenakan seragam sekolahnya berupa baju batik dengan celana putih. Tampak kebahagian dan keceriaan diwajahnya, mengingat hari ini gurunya mengadakan Home Visit  untuk pertama kalinya dalam melaksanakan pembelajaran di rumah.
Zhafran adalah siswa di TK Hang Tuah Kelas B (Malahayati) di Kota Tarakan, Kalimantan Utara. Semenjak Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara memutuskan untuk menutup semua sekolah pada bulan Maret 2020 akibat dampak pandemi Covid-19, ia pun melaksanakan pembelajaran dari rumah.
Dengan penuh semangat, Zhafran melangkahkan kaki untuk membukakan pintu setelah bel rumah berbunyi. Tampak dihadapannya Ibu Guru yang bernama Ibu Yuli dengan berpakaian seragam kerja dan membawa perlengkapan belajar juga tersenyum ramah menatapnya. Ibu Yuli juga tampak mengenakan masker dan face shield saat datang berkunjung.
Kebahagian Zhafran pun bertambah karena ternyata Ibu Yuli tidak datang sendiri, tapi ditemani oleh siswa lain yang bernama Rafa. Sebenarnya Rafa bukan teman sekelas Zhafran saat masih di kelas A. Mereka dipertemukan saat naik tingkat di Kelas B. Walaupun baru pertama kali bertemu, Zhafran sangat senang karena ia belajar tidak sendirian.
Pada awal masa pendemi Covid-19, Zhafran melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan media whatsapp di group orang tua yang berisi audio penyampaian materi dan petunjuk kegiatan yang harus dikerjakan. Selain itu, zhafran juga menyaksikan program TV Edukasi "Belajar dari Rumah" lewat TVRI, kemudian oleh gurunya diminta untuk menceritakan kembali apa yang diajarkan dari program tersebut. Hasil dari kegiatan Zhafran kemudian diphoto dan dikirimkan ke Guru Kelas melalui group Whatsapp juga. Pola pembelajaran yang dilakukan oleh Zhafran berlangsung sampai pada akhir Tahun Pelajaran 2019/2020.
Pada awal Tahun Pelajaran Baru 2020/2021, TK Hang Tuah Tarakan mengundang para orang tua siswa untuk mendengarkan Sosialisasi terkait Program Sekolah dalam menghadapi pandemi Covid-19, khususnya metode pembelajaran yang akan dilaksanakan nantinya. Berdasarkan hasil evaluasi terhadap proses pembelajaran sebelumnya, diperoleh beberapa kendala yang diantaranya adalah kurangnya motivasi belajar siswa dan kurangnya pendampingan dari orang tua saat belajar karena harus fokus pada kewajiban lain untuk menghidupi keluarga, sehingga kurang memiliki waktu untuk mendampingi anak-anak mereka. Dari data yang diperoleh, umumnya kedua orang tua siswa sama-sama memiliki pekerjan tetap.
Dari kegiatan sosialisasi tersebut disampaikan program sekolah berupa kegiatan Home Visit  ke rumah-rumah siswa untuk melaksanakan pembelajaran yang dilaksanakan sebanyak 2 kali seminggu, sedangkan 4 hari lainnya dilaksanakan pola pembelajaran yang sama dengan sebelumnya. Pada program tersebut, juga disampaikan bahwa siswa yang rumahnya berdekatan dengan siswa yang lain akan diajak serta saat kegiatan Home Visit, sehingga tidak belajar sendirian. Sekolah berharap dengan program tersebut, kendala-kendala yang dihadapi oleh siswa berkurang.
Gelak tawa dan riuh tepuk tangan terdengar saat Zhafran dan Rafa menyelesaikan tantangan yang diberikan Ibu Yuli berupa menyusun puzzle. Â Ibu Yuli pun bertepuk tangan mengapresiasi kerjasama mereka dalam menyelesaikan tantangan tersebut, tak lupa pula Ibu Yuli menyematkan tanda bintang kepada mereka berdua.
Proses pembelajaran hampir sama dengan proses pembelajaran yang dilaksanakan di Sekolah, diisi dengan kegiatan berdoa, bernyanyi salah satu lagu wajib Nasional dan beberapa lagu anak, belajar membaca dan berhitung, serta beberapa kegiatan motorik. Walau hanya mengajar Zhafran dan Rafa, Ibu Yuli mampu membuat proses pembelajaran di rumah begitu menyenangkan. Hal ini terlihat dari antusiasme mereka dalam mendengarkan materi, mengikuti petunjuk, dan menjawab pertanyaan yang diberikan oleh Ibu Yuli.Â
Empat bulan terakhir ini merupakan waktu yang sangat lama bagi Zhafran karena tidak bertemu, bermain, dan belajar bersama teman-teman dan gurunya. Kunjungan Ibu Yuli dan Rafa kerumahnya, sungguh membuat Zhafran sangat bahagia. Setidaknya hal tersebut dapat sedikit mengobati kerinduannya akan belajar di sekolah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H