Mohon tunggu...
Zed Beenthorrowsky
Zed Beenthorrowsky Mohon Tunggu... -

Tidak muluk-muluk, pengen jadi orang baik saja ternyata susah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Suka Bermotor, Ingin Mudik dan Balik Lebaran dengan Motor Roda Dua? Perhatikan Lagi Teknik (Cara) Pengereman Anda...

19 Juli 2014   02:52 Diperbarui: 18 Juni 2015   05:56 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14056877511511769852

Dalam berkendara (sepeda motor), pengereman adalah hal paling penting yang harus dikuasai oleh pengendara (biker). Adalah sangat gampang menarik handle tali / tuas gas (sepuas-seenaknya) untuk menggeber motor, tapi lebih sulit (bila tak terlatih) untuk melakukan pengereman yang benar (karena tidak boleh sepuas-seenak wudele dewe, hehe…).


Bahkan sangkin penting dan krusialnya, para produsen motor pun terus mengembangkan teknologi system pengereman agar menghasilkan kinerja yang maksimal. Seperti system pengereman tromol, cakram (disc) hingga yang modern seperti Antilock Braking System (ABS) dan Brake Assist (BA).
Melalui penelusuran, berbagai pengetahuan dan praktik langsung, berikut ini adalah teknik pengereman yang benar saat berkendara motor roda 2 (bukan type Motocross / Trail / Moto Downhill Mt):


1. Cengkeraman Handle Rem

Cara mencengkeram handle rem yang benar adalah (posisi) 4 jari (kecuali ibu jari) mengapit / mencengkeram “tangkai” handle rem, dengan gerakan seperti meremas-remas halus (hayyooo.., jangan ngeres ya prens..!). Tariiik lepaaas.., tariiik lepaaas.., taaariiiik leepaaaas sehalus mungkin, tujuannya agar tidak terjadi penguncian rem. Kebanyakan dari pengendara cara cengkeraman mereka adalah hanya memakai 2 jari (jari tengah dan telunjuk), dan mencengkeram tangkai rem terus menerus, ini yang keliru dan bisa berakibat fatal. Dua jari tersebut (jari tengah dan jari telunjuk) gampang-cepat pegal dan daya pengereman yang ditimbulkan pun kurang optimal.

Dengan 4 jari maka beban kerja jari-jari tangan kita lebih merata, sehingga menghasilkan daya cengkeram yang optimal. Saya sendiri (sebelum dapat pengetahuan ini dan sebelum berlatih) awalnya susah, bahkan ada efek repot melepaskan putaran gas (deselerasi). Bila motor anda bertipe “Automatic / Matic”, maka (jari-jari) tangan kanan mengendalikan rem roda depan dan tangan kiri yang mengendalikan rem roda belakang. Bila motor anda motor kopling (baca: motor cowok) atau persnelling, maka (jari-jari) tangan kanan anda mengendalikan rem roda depan, sedangkan kendali rem roda belakang adalah kaki kanan anda.

Teruslah berlatih dengan cengkeraman 4 jari dan gerakan meremas-remas sehalus mungkin, sampai anda akhirnya benar-benar “merasakan bedanya dan membedakan rasanya”…!!

2. Porsi untuk Rem Depan dan Rem Belakang

Anggapan saat bermotor bahwa mendahulukan rem roda depan bisa terbalik / terpelanting, adalah sangat-sangat keliru (terbalik). Ini (mungkin) karena adanya kebiasaan dari informasi (mitos) yang salah. Simpel saja, berlatih dan biasakan untuk mendahulukan rem roda depan daripada rem roda belakang. Karena system kerja rem roda depan dirancang untuk memberikan (porsi) tenaga pengeremannya lebih besar daripada rem roda belakang.

Dalam kecepatan lambat (30 kpj), maka gunakan rem belakang saja, sedangkan rem depan cukup sebagai pengontrol bila ternyata kurang maksimal. Namun bila kecepatan meninggi (di atas 40 kpj), maka pengendara harus mampu mengkombinasikan rem depan dan rem belakang dengan komposisi porsi rem depan HARUS lebih besar.


Jika kecepatan 40-50 kpj, maka perbandingannya 60 : 40, rem depan 60 persen dan rem belakang 40 persen. Jika kecepatan motor 50-70 kpj, komposisi rem depan 70 persen dan rem belakang 30 persen.

Perlu diingat, jangan memaksakan diri untuk mempraktikkan rem depan sekuat-kuatnya saat awal latihan. Teruslah berlatih sehingga dapat “feeling” yang bagus saat menarik tangkai rem atau menginjak tuas rem motor anda.

3. Titik mulai Pengereman

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun