Mohon tunggu...
Mussab Askarulloh
Mussab Askarulloh Mohon Tunggu... Editor - Sastra Indonesia

Menaruh perhatian pada budaya dan literasi, juga kesenian terutama sastra dan musik.

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Membayangkan Dangdut, dari Budaya Populer ke Gerakan Global

19 Februari 2021   22:58 Diperbarui: 24 Maret 2021   18:36 889
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dangdut adalah genre musik yang cair dan merakyat. Terutama hari-hari ini. Dangdut kini tidak lagi hanya menggetarkan hajatan-hajatan di kampung, melainkan juga masuk ke klab-klab fancy ibukota. Penikmatnya bukan lagi hanya bapak-bapak paruh baya dan pemuda-pemuda ormas, melainkan juga anak-anak muda milenial.

Musisi dangdut "kekinian" seperti Feel Koplo dan NDX AKA, misalnya, mampu membawa penyegaran terhadap atmosfir musik dangdut, serta memboyongnya ke tengah-tengah skena anak muda yang tidak banyak tersentuh sebelumnya.

Belum lagi bicara soal jagoan-jagoan koplo dan campursari seperti Denny Caknan atau Didi "The Godfather of Broken Heart" Kempot almarhum. Meskipun tetap ada pro-kontra soal kemurnian dangdutnya, mereka telah turut memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap peningkatan penikmat musik dangdut di kalangan anak muda.

Selain itu, dangdut juga merupakan musik yang ringan. Irama dan hentakan gendangnya yang magis tentu mampu menarik minat masyarakat dunia untuk ikut berjoget, bahkan tanpa perlu memahami lagu atau arti dari lirik yang dibawakan.

Dari sisi keotentikan, mulanya dangdut memang musik orkes melayu yang banyak terpengaruh oleh musik-musik India dan Timur Tengah. Namun, seiring waktu dangdut sudah mulai merumuskan dan menemukan bentuknya sendiri yang, jika boleh dibilang, sangat Indonesia.

Belum lagi dari sisi spiritualitasnya. Nah, ini yang sangat tidak kalah penting. Bagi sebagian orang Indonesia, musik dangdut merupakan sarana terapi atas tragedi patah hati. Ia mengusung semangat kebangkitan diri atas keterpurukan akibat berbagai masalah percintaan.

Meski lirik-liriknya banyak berisi gubahan rasa duka dan kehilangan, irama dan hentakannya akan tetap menyuntikkan energi bagi tubuh untuk terus bergerak dan bangkit (baca: joget). Dangdut adalah penerapan yang paling paripurna atas konsep happy-sad di dalam musik. Bagi para sadboi dan sadgirl nusantara, sabda yang mereka pegang teguh adalah "patah hati lebih baik dijogeti".

Bayangkan jika pesan ini sampai kepada sadboi dan sadgirl di seluruh dunia. Bagi para sobat patah hati di luar sana, yang sudah capek terus-terusan menguras air mata sambil memutar ulang lagu-lagu Adele atau Taylor Swift, joget dangdut bisa menjadi alternatif meditasi. Jiwa-jiwa yang terluka bisa mendapatkan penyaluran emosi sekaligus semangat kebangkitan di saat yang bersamaan.

Jika sudah begitu, dangdut bukan lagi sekadar genre music. Ia sudah menjadi sebuah movement. Kedudukannya akan sejajar dengan gerakan-gerakan mendunia lainnya seperti rastafarian atau kaum hippies.

Saat ini dangdut sedang mendapatkan momentumnya. Karena itu, tidak ada alasan lagi untuk menunda-nunda. Sejujurnya saya juga kurang begitu paham sejauh mana pemerintah sudah melakukan pengkajian terhadap dangdut. Namun, kita semua boleh berharap agar pemerintah dapat segera merumuskan strategi yang tepat untuk membawa dangdut ke atas panggung dunia.

Jika hentakan gendang dangdut sudah merasuk ke dalam sendi-sendi masyarakat dunia, produk-produk kebudayaan yang lain seperti bahasa, makanan, atau pariwisata akan dengan mudah mengikuti. Jika budaya populernya sudah banyak diminati, dunia akan dengan senang hati mengenal dan mempelajari produk-produk kebudayaan kita yang lain.***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun