Mohon tunggu...
Musrifatul Khotimah
Musrifatul Khotimah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

@Musrifatul khotimah

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Rara dan Mas Jerapah

11 September 2024   02:35 Diperbarui: 11 September 2024   02:40 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hidup kurang lengkap jika tidak ada pertemuan dengan seseorang, yapsss pertemuan seperti pertemuan Rara dan Mas Jerapah hehe... sedikit aneh kan itu manusia apa bukan kok bisa Mas Jerapah. Jadi jawabannya Mas Jerapah itu manusia ya, manusia berbadan tinggi, ganteng, dan berjenis kelamin laki-laki. Mas Jerapah merupakan nama sebutan yang spesial menurut Rara, karena badannya yang tinggi kurang lebih 180cm lah ya hehe...

Pertemuan itu terjadi karena sebuah status disocmed sih, hanya karena membalas status bisa menjadi lebih serius huah.... nggak ding nggak, jadi begini Rara membuat status dimana ia melakukan kegiatan KKN disuatu desa yang dulunya kebetulan tempat KKN mas Jerapah, balas-balasan status disocmed berlanjutlah tuker nomor telepon. Hari demi hari berjalannya waktu semakin sering chatingan, telfon bahkan ada rencana untuk berjumpa. Dalam perbincangan yang sekedar lewat handphone rencana untuk bertemu akhirnya terlaksana juga. Tepat dimana hari raya idul fitri lupa tahun berapa kurang lebih 2 tahun yang lalu, bayangkan pertama kali pertemuan di rumah Rara kerennya mas Jerapah memiliki nyali segede gaban buat datang ke rumah cewek untuk first time loh ya, sayangnya waktu itu bebarengan sama acara yang lainnya sehingga ketemu masnya tidak bisa lama-lama. Tapi pertemuan itu masih berkelanjutan kok di hari lainnya. Setelah pertemuan itu terjadi munculah rasa nyaman akhirnya sering ketemu, dengan berjalannya waktu hari, minggu, bulan.. Rara dan mas Jerapah memutuskan untuk berpacaran. Mungkin terlalu singkat ya tapi tidak apa!!!

Oh iya tau nggak? Pertama kenal Rara dan mas Jerapah ini sama-sama belum selesai kuliah ceritanya mereka berantakan di skripsi biasa tugas akhir yang dipersulit dosen pembimbing, dengan berantakkannya penulisan tugas akhir membuat kesepakatan untuk menyelesaikan bareng. Sayangnya... Rara duluan selesai dan di wisudah terlebih dahulu, padahal rencana awal kepingin selesai bareng atau wisudah bareng, tapi tidak apa masih ada momen diselanjutnya. Mereka lulus di tahun yang sama hanya beda periode saja. Rara dan mas Jerapah ketika bareng seperti magnet yang susah banget dilepas, kemana mas Jerapah pergi Rara selalu ikut, sekedar potong rambut Rara harus ikut menemani. Mereka berdua juga sudah merasakan bagaimana susahnya bertahan hidup yang jauh dari keluarga.

Perjuangan selama kurang lebih dua tahun ini itu tidaklah mudah, seperti bermain roller coaster berlenggok bergeronjal, hebatnya mereka tetap melaluinya, jatuh bangun dilalui bersama keren kan. Mas Jerapah bukanlah lelaki yang bergantung pada keluarganya, mas Jerapah hidup mandiri di kota tempat ia menimbah ilmu, dimana teman-temannya yang seumurannya sedang menikmati hidup sebagai mahasiswa nongkrong tidak jelas, main kuliah main. Tapi mas Jerapah tidak, waktu mainnya sudah berhenti ia kuliah sambil kerja, keren kan Rara bangga banget mengenal laki-laki yang pekerja keras mau bertahan hidup di perantauan. Pada suatu hari ada musibah yang membuat mas Jerapah harus berhenti berkerja, tapi tidak lama kemudian mas Jerapah kembali bekerja disuatu tempat wisata. Mas Jerapa laki-laki yang jarang banget berkomunikasi dengan keluarga, jangankan bertemu lewat telefon aja tidak pernah, ada momen yang penting banget dan harus diingat, perjalanan semasa kuliah batas waktu yang ditentukan oleh kampus membuat mas Jerapah bergegas segera menyelesaikan skripsinya, singkat banget tiba-tiba ujian skripsi, sebelum ujiam mas Jerapah meminta doa kepada Ibunya lewat telefon, terharu sungguh terharu meskipun Rara tidak tahu apa yang diperbincangkan lebih banyak tapi Rara ikut senang melihatnya, anak kuat seperti mas Jerapah bisa melewati semuanya berani membuka komunikasi dengan keluarga.

Setelah ujian skripsi selesai keberuntungan terus berdatangan kepada mas Jerapah, kerja dapat posisi yang mungkin orang lain berlomba-lomba untuk posisi tersebut dan ternyata rezeki itu datang ke diri mas Jerapah, mas Jerapah terpilih sebagai SPV didevisi tempat kerjanya. Sungguh hebatnya mas Jerapah menjalani lika-liku yang tidak mudah ini. Dengan banyaknya problem atau masalah yang berdatangan mas Jerapah selalu berusaha terlihat baik-baik saja didepan Rara. Tanpa bertanya Rarapun mengerti apa yang sebenarnya terjadi dan apa yang dirasakan mas Jerapah.

Hari demi hari berjalan setelah semuanya terjadi, kini hubungan Rara dan mas Jerapah mulai renggang, disayangkan banget rasanya sudah berubah dengan alasan mas Jerapah yang capek dengan pikirannya karena dikerjaan banyak tuntutan, tapi Rara tetap bangga dan tetap menunggu mas Jerapah untuk kembali. Mas Jerapah yang kuat yaa, semangat terus dalam menjalani hidup jangan mencoba bermain wanita jika tidak ingin kehilangan semuanya.

Rara bangga banget sama mas Jerapah, mas Jerapah orang yang baik, penyayang meskipun tidak mengerti kata romantis tapi mas Jerapah memiliki cara tersendiri untuk mengungkapkan rasa sayangnya. Maafkan Rara yang masih sering membuat mas Jerapah marah, jengkel mas Jerapah harus tau Rara sangat menyayangi mas Jerapah, jangan lupa sama janji yang pernah mas Jerapah dan Rara buat ya. Rara akan tetap menunggu mas Jerapah nomor WA, socmed masih tetap, semoga Tuhan menyatukan kembali. Oh iya jangan lupakan perempuan yang selalu ada dan menemani diprosesmu ya, meskipun banyak VT atau kata-kata yang beredar "menemani laki-laki berproses belum tentu menjadi pilihan" itu sekedar kata-kata kan mas, yakinkan Rara ya bahwa mas Jerapa sama Rara bisa berhasil sampai nanti ada ikatan suci, meskipun sedang renggang Rara tetap akan menunggu mas Jerapah, sebentar saja ya untuk berjaraknya jangan lama-lama!!! Kembali ya mas Rara tunggu!

MK_090924

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun