Mohon tunggu...
Humaniora Pilihan

Mendobrak Zona Nyaman Guru

30 April 2017   23:01 Diperbarui: 30 April 2017   23:18 600
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berada pada zona nyaman membuat kecenderungan seorang guru tidak mau meninggalkan kondisi saat itu. Guru yang berada pada zona nyaman berarti saat guru merasa cukup dengan apa yang ia lakukan selama ini, atau merasa tak perlu mengembangkan metode mengajar yang ia lakukan, ataupun saat berdiam diri ketika mutu pendidikan di sekolah tempatnya mengajar menurun, karena khawatir pada ejekan rekan kerjanya. Gurupun manusia yang memiliki kecenderungan yang sama dengan yang lainnya. Berada pada zona nyaman dapat membatasinya dari hal baik yang dapat diperolehnya.

hardiknas-1-5906098108b0bd4e0824268c.jpg
hardiknas-1-5906098108b0bd4e0824268c.jpg
Kebiasaan mengajar dengan metode yang sama dan pemahaman pembelajaran yang difahami selama bertahun-tahun dapat membentuk zona nyaman bagi guru. Zona nyaman yang membuatnya merasa cukup dengan pencapaian yang ia raih selama ini. Zona nyaman yang menutup pintu rapat-rapat bagi pengetahuan baru yang dapat meningkatkan kompetensinya sebagai guru. Ia merasa cukup dengan apa yang ia capai selama ini, padahal dunia terus berubah, perkembangan zaman semakin pesat, namun ia lebih memilih tetap pada kondisi kompetensinya saat ini.

Zona nyaman guru terusik dengan diberlakukannya peraturan tentang jabatan fungsional dan angka kredit guru yang tertuang dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Permenpan & RB) Nomor 16 Tahun 2009, dalam Permenpan itu disebutkan, agar menjadi profesional maka guru harus melakukan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB), antara lain dengan mengembangkan diri, membuat publikasi ilmiah, dan karya inovatif. Kenaikan pangkat mulai III-B ke atas, guru harus membuat karya ilmiah dan karya inovatif.

Banyak guru yang sudah melakukan berbagai inovasi dalam pembelajaran, entah itu pada metode, media, atau model pembelajaran interaktif lain. Persoalannya, mereka tidak menuliskan langkah-langkah, persiapan, dan pelaksanaannya, sehingga tidak ada dokumentasinya. Padahal jika karya guru tersebut di dokumentasikan dan ditulis sebagai laporan pengambangan diri, para guru akan mempunyai karya ilmiah yang bagus, dan itu bisa dihargai dengan angka kredit untuk kenaikan pangkat. Ketika guru merasa “Dioyak-oyak” untuk naik pangkat, barulah banyak yang “Kelabakan” untuk menulis karya ilmiah, untuk itulah sang guru secara bertahap harus mulai keluar untuk mendobrak zona nyaman dengan meningkatkan kompetensinya.

Salah satu cara yang dilakukan guru untuk mendobrak zona nyaman yaitu dengan menjadi guru yang haus informasi, selalu tergerak untuk berpikir out of the box. Guru harus mau dan rajin membuka internet, karena berkat kemajuan teknologi akses ini menjangkau ke seluruh wilayah. Adanya akses internet ini, guru dapat meningkatkan kompetensi dengan mengikuti berbagai diklat online, tidak hanya menunggu diklat yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah setempat. Guru harus belajar dan mau meningkatkan kompetensi dirinya untuk menjadi lebih baik dengan melakukan refleksi diri, walaupun itu semua mengharuskan guru keluar dari zona nyamannya, karena proses belajar, berlatih, dan berubah tidak selalu menyenangkan. Saat guru mampu mendobrak zona nyamannya untuk belajar serta meningkatkan kompetensinya, maka sang guru tengah berproses menjadi guru pembelajar.

Beberapa waktu yang lalu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia telah menetapkan tema peringatan Hari Pendidikan Nasional tahun 2017 ini, yaitu “Percepat Pendidikan yang Merata dan Berkualitas”. Dengan tema ini kita semua berharap seluruh anak bangsa di seluruh pelosok negeri khususnya sekolah di daerah 3 T (Terluar, Terdepan dan Tertinggal) dapat segera menikmati pendidikan yang berkualitas secara merata dan adil. Semoga dengan momentum Hari Pendidikan Nasional ini, kita memiliki kesadaran untuk belajar sepanjang hayat. Dalam proses belajar, akan terjadi perubahan, pengembangan, dan peningkatan yang akan linier dengan peningkatan kualitas pendidikan yang dihasilkan. Jadilah guru Inspiratif yang terus mau belajar dan menjadi pendidik yang yang terus mau belajar memantaskan diri dengan menjadi pembelajar sepanjang hayat yang akhirnya mampu mendobrak zona nyaman guru.

Selamat Hari Pendidikan Nasional Tahun 2017 !

Penulis:

Musriah, S.Pd.SD

Guru SD Negeri 1 Brecek, Kabupaten Purbalingga, Provinsi Jawa Tengah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun