Mohon tunggu...
Musri Nauli
Musri Nauli Mohon Tunggu... Administrasi - Media Ekspresi untuk melihat problema hukum, gejala-gejala sosial dan alam kosmologi Rakyat Indonesia

Saya mencatat peristiwa disekitar saya yang sering diperlakukan tidak adil. Dari kegelisahan saya, saya bisa bersuara. Saya yakin, apa yang bisa saya sampaikan, akan bermakna suatu hari nanti.\r\nLihat kegelisahan saya www.musri-nauli.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Partai Gerindra, Pemimpin Oposisi

22 Juli 2018   21:20 Diperbarui: 22 Juli 2018   21:48 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Dari hasil berbagai survey, Prabowo masih diunggulkan menjadi "penantang" serius di Pilpres 2019. Sebagai penantang serius, Prabowo berhasil menyingkirkan Gatot Nuryanto, Anies Baswedan, Tuan Guru Bajang (Gubernur NTB) dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Sebagai penantang serius Pileg 2019, Prabowo "kenyang" mengikuti Pilpres. Mengikuti konvensi Partai Golkar  tahun 2004, Wakil Presiden 2009 mendampingi Megawati Soekarnoputri (PDIP) dan candidate Presiden 2014. Dengan sederet proses panjang mengikuti pilpres berhasil menancap kuat di pulbik. Sehingga dapat dimengerti Prabowo jauh meninggalkan candidate lain.

Tidak salah kemudian Partai Gerindra diindentikkan dengan Prabowo.

Mengambil pilihan sebagai "partai oposisi" tahun 2009, 2014, Partai Gerindra masih jauh meninggalkan perolehan suara dari partai lain.

Tahun 2014, Partai Gerindra sebagai pemenang ketiga (11,81 %) setelah PDIP dan Partai Golkar. Mampu menyalip pemenang pemilu 2009, Partai Demokrat (10,19%). Namun kemudian meninggalkan jauh rekan koalisi Pilpres 2014 seperti  PPP (6,53 persen), PKS (6,79%) dan PAN  (7,59 persen).

Namun peta "koalisi" mulai berubah. Partai Golkar yang sudah berikrar "menjadi bagian" dari mendukung PDIP dan PPP yang memberilkan dukungan menyebabkan Partai Gerindra tinggal ditemani PKS dan Partai PAN.

Dengan melihat peta dukungan yang tersisa maka Partai Gerindra tidak cukup hanya mengandalkan suara partai saja (11,81%) untuk mendaftarkan Prabowo. Atau hanya "sekedar" mengajak PAN atau PKS saja.

Dengan menggabungkan Partai Gerindra (11,81%) dan didukung PAN (7,59%) hanya menghasilkan angka 19,4 %. Angka tipis untuk mencukupi pendaftaran.

Sedangkan Partai Gerindra (11,81%) dengan PKS (6,79%) lebih jauh mengurangi untuk mengikuti pendaftaran. Hanya menghasilkan 18,6%.

Dengan demikian maka apabila Partai Gerindra hanya menggandeng PAN saja atau Partai Gerinda dengan PKS saja sama sekali tidak memenuhi persyaratan ke KPU.

Tidak salah kemudian "koalisi" 2014, Partai Gerindra, PAN dan PKS harus bersama-sama untuk mencukupi persyaratan ke KPU.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun