Kamis pagi 19 Februari 2015, saya mengantar anak ke bandara Soekarno-Hatta yang akan kembali ke KL. Seperti biasa, untuk memperoleh informasi terkini saya mendengar Radia.
Dalam perjalanan ke bandara, saya mendengar berita dari Radio Elshinta yang mengabarkan bahwa banyak sekali penumpang yang mengalami penundaan keberangkatan. Mereka tidak mendapat informasi apa penyebab begitu lama mereka tertunda keberangkatannya.
Pada saat itu, saya sudah menduga akan terjadi masalah. Pertama, para penumpang pasti kecewa, kesal dan marah, karena mereka tidak bisa memanfaatkan libur panjang di kota tujuan karena penundaan keberangkatan Lion Air yang lama.
Kedua, kemarahan penumpang akan memuncak jika menajemen Lion Air tidak cepat menjelaskan penyebab utama penundaan keberangkatan yang begitu lama.
Ketiga, penumpang bisa melakukan pengrusakan harta benda milik Air Lion di bandara jika tidak segera ada jalan keluar untuk mengatasi penundaan keberangkatan pesawat yang begitu lama.
Tidak hal yang saya kemukakan diatas menjadi kenyataan. Pertama, para petugas Lion Air di front office sangat minim, sehingga tidak sanggup memberi pelayanan kepada para penumpang yang berjubel karena terjadi penundaan keberangkatan.
Kedua, para petugas Lion Air tidak siap menghadapi para penumpang yang emosi dan marah, sehingga menghindar dan tidak berani berada dilingkungan front office tempat mereka bertugas.
Ketiga, manajemen Lion Air sangat lambat memberitahu para penumpang penyebab utama keterlambatan penerbangan.
Pesawat Rusak
Jum’at siang dalam perjalanan saya dari rumah di Cilandak Jakarta Selatan menuju Kampus Universitas Ibnu Chaldun Jakarta, Rawamangan Jakarta Timur, sesudah shalat Jum’at di Masjid kompleks STIK-PTIK Kebayoran Baru Jakarta Selatan, saya mendengar berita di Radio Elshinta tentang konferensi pers Direktur Operasi Lion Air, Edward Sirait.
Dia mengatakan penyebab delay sejumlah jadwal penerbangan disebabkan masalah operasional. Menurutnya, terdapat gangguan penerbangan akibat tiga pesawat yang rusak.
"Kalau untuk persiapan armada sudah dicek kementerian perhubungan tidak ada masalah. Lebih pada masalah operasional," kata Edward dalam konferensi pers di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Jumat sore (20/2).