Mohon tunggu...
Musni Umar
Musni Umar Mohon Tunggu... -

Sociologist and Researcher, Ph.D in Sociology, National University of Malaysia (UKM)

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Musni Umar: Di Balik Perolehan Suara PDIP dan Jokowi Effect Pemilu Legislatif

10 April 2014   14:53 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:50 3262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Alhamdulillah kita bersyukur kepada Allah Yang Maha Kuasa karena  pemilu telah berjalan lancar, sukses  dan PDI Perjuangan menurut hasil perhitungan cepat (quick count) menjadi pemenang pemilu legislatif 9 April 2014.

Walaupun PDI Perjuangan menjadi pemenang pemilu legislatif, tetapi untuk bahan pelajaran bagi PDI Perjuangan, para kader, simpatisan dan berbagai lembaga survei sebaiknya melihat dibalik  hasil perolehan suara PDI Perjuangan yang kurang sinkron dengan berbagai hasil survei sebelum pemilu  legislatif dilaksanakan,  yang mengungkapkan bahwa Jokowi effect akan mendongkrak besar perolehan suara PDI Perjuangan dalam pemilu legislatif jika Jokowi dicalonkan menjadi calon Presiden RI sebelum pelaksanaan pemilihan legislatif (pileg).

Setidaknya terdapat 3 (tiga) penyebab mengapa perolehan suara PDI Perjuangan tidak sebagaimana yang diharapkan dan digambarkan oleh berbagai lembaga survei.

Pertama, PDI Perjuangan menjadi sasaran kampanye hitam. Berbagai kelemahan PDI Perjuangan selama memimpin Indonesia, terus diungkapkan dan disebar-luaskan secara masif melalui SMS, media sosial seperti facebook, twitter, dari mulut ke mulut dan lain-lain.

Kedua, PDI Perjuangan dijadikan musuh bersama.  Pemberitaan berbagai hasil survei yang menempatkan PDI Perjuangan akan memenangkan pemilu legislatif  dengan perolehan suara sekitar 27-30 persen, jika Jokowi dicalonkan menjadi calon Presiden, berbagai pihak menjadi ketakutan dengan menjadikan PDI Perjuangan sebagai musuh bersama.

Berbagai Ormas Islam misalnya memberi reaksi dengan mendesak masyarakat Islam supaya memilih partai-partai Islam dalam pemilu legislatif  disertai sebaran SMS yang mengutip seruan Dewan Gereja Indonesi (PGI) yang memutuskan PDIP sebagai satu-satunya wadah penyalur aspirasi politik umat Kristiani karena jumlah caleg DPR RI dari kalangan Kristiani (non Muslim) dari PDI Perjuangan sebanyak 18302 orang.

Partai-partai politik yang berbasis massa Islam seperti PKS, PKB dan PAN memberi reaksi dengan melipat-gandakan kerja keras mereka untuk mendapatkan dukungan massa dalam  pemilu legislatif, dan dapat dikatakan usaha mereka berhasil memperoleh popular vote dan electoral vote dari pemilih, sehingga PKS yang dalam berbagai hasil survei disebut akan terlempar dari parlemen karena tidak mencapai 3,5 persen dari parliamentary threshold ternyata perolehan suaraPKS bisa menyamai hasil pemilu 2009 dan bahkan jumlah kursi di DPR bisa bertambah.

Begitu pula PKB dapat dikatakan sangat fenomenal karena dapat mengembalikan perolehan suara kaum Nahdiyin ke dalam PKB sehingga hasil pemilu legislatif menempati posisi ke 4 atau ke 5 dalam urutan perolehan suara hasil pemilu berdasarkan hitungan cepat (quick count).

Ketiga, Jokowi jadi sasaran kampanye hitam.  Pencalonan Jokowi oleh PDI Perjuangan sebagai calon Presiden RI, telah mendorong lawan-lawan politik PDI Perjuangan dan Jokowi melancarkan kampanye hitam terhadap Jokowi.   Seribu satu macam masalah disasarkan ke Jokowi, sehingga Jokowi effect tidak sebesar yang diharapkan.

Kesimpulan

Hasil perolehan sementara PDI Perjuangan dalam pemilu legislatif patut disyukuri. Pertama, walaupun kampanye hitam terhadap PDI Perjuangan dan Jokowi serta PDI Perjuangan dijadikan sebagai musuh bersama, tetapi  rakyat Indonesia masih memberi kepercayaan kepada PDI Perjuangan dalam pemilu legislatif 9 April 2014, sehingga keluar sebagai pemenang pemilu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun