Mohon tunggu...
Musni Umar
Musni Umar Mohon Tunggu... -

Sociologist and Researcher, Ph.D in Sociology, National University of Malaysia (UKM)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Musni Umar dan Demo Menolak Penutupan Dolly

19 Juni 2014   13:44 Diperbarui: 20 Juni 2015   03:09 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dalam wawancara Live di Kompas TV (17/6/2014) bersama Sarah, aktivis pencegahan perdagangan manusia, saya menegaskan dukungan sepenuhnya terhadap penutupan Dolly dan memberi apresiasi yang tinggi atas keberanian dan keteguhan hati ibu Risma, Walikota Surabaya, Jawa Timur untuk menutup pusat pelacuran Dolly.


Dolly yang terletak di kota Surabaya merupakan tempat pelacuran terbesar di Asia Tenggara. Lebih dari 1000 orang pelacur beroperasi setiap hari ditempat itu untuk melayani laki-laki hidung belang yang ingin melepaskan nafsu birahinya.


Setiap pelacur bisa melayani 8 sampai 10 orang laki-laki tiap hari dengan penghasilan setiap bulan sekitar 10 sampai Rp 12 juta.


Masalah Ekonomi


Dolly merupakan pusat pelacuran di kota Surabaya yang telah berusia lebih dari 50 tahun. Pusat

pelacuran ini sangat sulit ditutup karena mempunyai fungsi ekonomi yang memberi multiplier efffect bagi puluhan ribu orang, karena di dalam kegiatan pelacuran ini, banyak pihak mendapat manfaat ekonomi.


Setidaknya terdapat 5 (lima) pihak yang mendapat manfaat ekonomi dari kegiatan pelacuran ini.


Pertama, pelacurnya sendiri. Dengan mudah mendapat uang tanpa harus berpendidikan tinggi dan bekerja keras seperti buruh, tani dan nelayan.


Kedua, keluarga pelacur (PSK) yang mayoritas miskin. Dari penghasilan anak mereka di dunia hitam, keluarga di kampung setiap bulan mendapat kiriman uang, sehingga tidak perlu bekerja keras membanting tulang untuk mencari nafkah.


Ketiga, mucikari yang menjaga dan melindungi para pelacur, serta tukang parkir kendaraan, juga mendapat manfaat ekonomi seperi honor dan uang parkir dari laki-laki hidung belang yang berkunjung ke lokalisasi pelacuran itu.


Keempat, restoran, warung, pedagang lainnya yang mengail rezeki dari aktivitas pelacuran itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun