Â
Pelambatan ekonomi yang sedang dialami Indonesia, yang oleh banyak pihak diluar pemerintah disebut "krisis", dapat merubah arah Indonesia. Pertama, menjadi negara yang semakin mampu hidup dan menghidupi dirinya sendiri, karena para pemimpinnya dan seluruh masyarakat mengambil pelajaran bahwa faktor internal yang menjadi penyebab Indonesia mengalami krisis karena tidak ada kemandirian, sangat tergantung pada pihak asing.
Kedua, menjadi negara yang semakin liberal, dan semakin menafikan keberadaan negara, seperti yang dialami Indonesia pasca krisis 1998, di mana civil society diberi peran besar dalam berbagai bidang sehingga negara tidak terasa adanya.
Ketiga, menjadi negara yang semakin tidak jelas arahnya. Â Semoga ini tidak terjadi, dan juga pelambatan ekonomi yang sedang dialami, tidak berubah menjadi krisis moneter jilid 2 yang memporak-porandakan Indonesia.
Menjadi Berdikari
Berdiri diatas kaki sendiri dengan akronim "berdikari", bukan berarti Indonesia tidak memerlukan negara lain, tetapi makna dari kata "berdikari", ialah sanggup dan mampu hidup dari kekuatan bangsa Indonesia sendiri.  Â
Menurut saya, krisis ekonomi yang sedang dialami, harus dibalik arah bangsa Indonesia yang selama ini "import minded" menjadi bangsa yang mandiri (berdikari).Â
Bidang-bidang yang harus didorong supaya bangsa Indonesia segera mandiri, pertama, bidang pangan dalam arti yang luas.Â
Selama Orde Reformasi, para pemimpin membiarkan bangsa Indonesia menjadi "konsumen" dari produk pangan bangsa lain. Hampir tidak ada pangan yang tidak diimpor.
Setelah terjadi pelemahan rupiah yang luar biasa terhadap dolar Amerika Serikat, dan semua bahan kebutuhan pangan yang selama ini diimpor dan bahkan yang tidak diimpor ikut naik harganya, harus menyadarkan dan memaksa bangsa ini untuk bergerak kembali ke jalan yang benar sesuai keinginan para pendiri negara untuk berdirikari. Â
Krisis yang sedang dialami, hendaknya menjadi momentum untun meneguhkan tekad dan semangat untuk berdikari dalam bidang pangan.