Mohon tunggu...
Musni Umar
Musni Umar Mohon Tunggu... -

Sociologist and Researcher, Ph.D in Sociology, National University of Malaysia (UKM)

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

JK 3 Penentu Kemenangan 2 Tendangan Bunuh Diri

20 Juli 2014   16:37 Diperbarui: 18 Juni 2015   05:48 482
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1405823268833754035

JK panggilan akrab Muhammad Jusuf Kalla dalam buka puasa keluarga besar Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) di markas tim sukses Jokowi-JK di Jalan Jenggala Kebayoran Baru Jakarta Selatan (19/7/2014), mengemukakan bahwa dalam kampanye pemilihan Presiden yang lalu, ada tiga faktor yang menjadi penentu kemenangan Jokowi-JK.

Pertama, konser salam 2 jari yang diprakarsai para musisi. Konser ini dilaksanakan hari terakhir kampanye pilpres sebelum memasuki minggu tenang 6 Juli 2014. Karena konser ini dihadiri ratusan ribu orang dan bagaikan lautan manusia, maka konser ini memberi pengaruh psikologi kepada pemilih untuk mencoblos Jokowi-JK bagi mereka belum menentukan sikap mau memilih siapa pada pilpres 9 Juli 2014.

Kedua, debat pilpres terakhir 5 Juli 2014. Debat ini sangat menarik perhatian publik Indonesia. Menurut para pemerhati, Jokowi-JK tampil memukau, lebih solutif dan membumi untuk memecahkan permasalahan bangsa, sehingga memberi pengaruh kepada publik untuk menjatuhkan pilihan kepada Jokowi-JK. Menurut JK, debat capres ini menjadi menentu kemenangan Jokowi-JK.

Ketiga, 9 agenda prioritas Jokowi-JK dalam tempo 5 tahun, jika terpilih menjadi Presiden dan Wakil Presiden RI. Sembilan agenda prioritas Jokowi-JK yang diluncurkan menjelang akhir kampanye pilpres 2014 menurut JK, memberi penentu pula kemenangan Jokowi-JK dalam pilpres 9 Juli 2014.

Tendangan Bunuh Diri

Menurut JK, selain 3 faktor yang menjadi penentu kemenangan Jokowi-JK, terdapat pula dua tendangan bunuh diri yang dilakukan pihak lawan.

Pertama, kalpataru. Hatta Rajasa dalam tebat terakhir capres-cawapres bertanya kepada Jokowi-JK, apa salah tahun kemarin DKI Jakarta dan selama Pak Jokowi memimpin Solo tidak pernah memperoleh piagam penghargaan “Kalpataru”. JK menjawab, piagam yang diberikan kepada kota, kabupaten dan provinsi bukan kalpataru, tetapi “Adipura”. Menurut JK, masalah “kalpataru” merupakan tendangan bunuh diri yang dilakukan pihak lawan yang memberi kemenangan Jokowi-JK.

Kedua, sinting. Fahri Hamzah menulis di tweeter “Jokowi janji 1 Muharram hari santri. Demi dia terpilih. 360 hari akan dijanjikan ke semua orang. Sinting. Kicauan itu sontak menimbulkan kemarahan para santri diberbagai daerah. Menurut JK, ini tendangan bunuh diri pihak lawan yang memberi keuntungan dan kemenangan pada Jokowi-JK.

JK menjadi pembicara sebagai tuan rumah yang dihadiri Akbar Tandjung, Anwar Nasution, Rokhmin Dahuri, Harun Kamil dan para tokoh nasional, memberi tips kepada para kader HMI bahwa debat capres-cawapres adalah debat politik bukan debat ilmiah, sehingga sedikit saja kesalahan pihak
lawan, harus dimanfaatkan untuk memukul balik guna meraih kemenangan dan dukungan.

Buka puasa Kahmi yang ke 7 dilanjutkan dengan traweh bersama dan ceramah oleh H. Marsudi Syuhud, Sekjen PB NU.

Wallahu a’lam bisshawab

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun