Siang ini, Sabtu, 30 Januari 2016, saya diwawancara Dewi dari Net TV tentang “Over Protective terhadap Anak”.
Saya memulai dengan mengemukakan maraknya kejahatan terhadap anak yang setiap hari diberitakan media. Meningkatnya kejahatan terhadap anak tidak terlepas dari pengaruh media sosial yang memberitakan segala hal yang terjadi melalui Twitter, Facebook, Google Plus, Instagram, Pinterest, Tumblr, Flickr, Like din, Ask.FM, Social “Chart” APPS.
Selain itu, penayangan kekerasan seksual, praktik seks, percintaan dan sebagainya melalui Film, You Tube, poster dan lain-lain.
Anak-anak, remaja, pemuda, dan bahkan orang tua, dirangsang melalui berbagai macam pemberitaan, sehingga terangsang melakukan kejahatan seksual dan tidak jarang disertai dengan kekerasan seksual, bahkan dengan pembunuhan.
Maraknya pemberitaan kekerasan seksual dan berbagai macam kejahatan terhadap anak-anak, mendorong orang tua untuk melakukan “over protective” terhadap anak mereka, dengan kata “jangan melakukan itu, jangan berbuat ini, dan itu, jangan bergaul dengan itu”, dan berbagai macam larangan yang tidak boleh dilakukan.
Orang tua terutama seorang ibu membuat semacam “barikade” yang tidak boleh dilakukan seorang anak.
Dampak Negatif
Banyak orang tua yang tidak menyadari bahwa tindakan over protective terhadap anak, bisa menimbulkan, pertama, anak sangat tergantung kepada orang tua, hidup dalam keterkungkungan dan isolasi, dan tidak ada kemandirian.
Kedua, anak menjadi sangat lemah dan tidak memiliki kemandirian. Semua hal ditentukan oleh kedua orang orang tua. Seorang anak bagaikan “robot” yang dikendalikan oleh kedua orang tua terutama ibunya.
Ketiga, anak melakukan perlawanan, dengan melakukan sebaliknya yang tidak dimaui orang tuanya.
Keempat, si anak curhat kepada teman dekatnya tentang over protective yang dilakukan orang tuanya terhadap dirinya.
Kelima, teman dekatnya memanfaatkan kelemahan yang dialami dengan menabur cinta dan kepedulian, sehingga si anak lebih memercayai teman dekatnya ketimbang orang tuanya. Kalau teman dekatnya baik, bisa mencerahkan, menyadarkan, menasehati dan mencerdaskan yang bersangkutan, maka anak itu akan menjadi baik dan tetap hormat terhadap orang tuanya.