Gairah warga DKI Jakarta dan rakyat Indonesia sangat tinggi terhadap pemilihan Gubernur DKI. Pasalnya, Basuki T. Purnama yang populer dengan panggilan Ahok telah menjadi pusat pemberitaan semua media setiap hari, sehingga memprovokasi seluruh warga DKI dan rakyat Indonesia dimanapun berada untuk mengikuti pemberitaan proses pemilihan Gubernur DKI Jakarta.
Selain itu, Megawati Soekarno Putri, Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) sebagai pemimpin partai politik pemenang pemilu 2014 di DKI dan Indonesia, dapat dikatakan “mengunci” para kandidat Gubernur DKI dan partai-partai politik yang memiliki kursi di DPRD DKI, sehingga lelah dan frustrasi menanti calon Gubernur-Wakil Gubernur DKI yang diusung PDIP.
Sebagaimana diketahui, PDIP merupakan satu-satunya partai politik yang memiliki kursi di DPRD DKI dan memenuhi syarat untuk mencalonkan sendiri pasangan Gubernur-Wakil Gubernur tanpa harus berkoalisi dengan partai lain. Sementara partai-partai politik lain harus berkoalisi untuk bisa mengusung satu pasang calon.
Koalisi Kekeluargaan Bubar
Beberapa waktu lalu, partai-partai politik yang anti Ahok membentuk koalisi kekeluargaan. Anggotanya, PDIP, Gerindra, PKS, Partai Demokrat, PKB, PPP, PKB dan PAN.
Akan tetapi, koalisi ini pecah sehubungan PJS Ketua DPD PDIP DKI Jakarta Bambang DH dicopot dan digantikan Adi Wijaya, sebagai ketua PDIP DKI Jakarta definitif. Sejak itu, koalisi kekelurgaan redup dan boleh dikatakan bubar.
Sementara anggota koalisi kekeluargaan yang lain mengalami kelelahan dan frustasi menunggu permainan PDIP yang melakukan “buying time” dalam menunjuk calon Gubernur – Wakil Gubernur DKI. Akhirnya tidak sabar, sehingga Partai Gerindra dan PKS mendeklarasikan Sandiaga Uno dan Mardani Ali Sera menjadi calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022.
Atas pendeklarasian calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta oleh Partai Gerindra dan PKS, maka partai-partai politik yang semula bergabung dan berkomitmen hanya akan mengajukan satu pasang calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI untuk melawan Ahok, sangat mungkin tidak bisa menjadi kenyataan.
Poros Baru Terbentuk
Sangat logis kalau partai-partai politik yang tidak ingin Ahok terpilih dalam pilgub DKI Jakarta tahun 2017 menjadi galau. Pasalnya, saya menduga keras, mereka tidak yakin pasangan Sandiaga Uno dan Mardani Ali Sera bisa memenangkan pertarungan dalam melawan petahana (incumbent) yang diduga Ketua Umum PDIP Megawati Soekarno Putri akan mengumumkan Basuki T. Purnama berpasangan dengan Djarot Saiful Hidayat sebagai calon PDIP dalam pilgub DKI Jakarta pada menit-menit terakhir menjelang atau pada saat pendaftaran calon Gubernur – Wakil Gubernur DKI Jakarta.
Oleh karena itu, Susilo Bambang Yudhoyono yang akrab dengan panggilan SBY dan pimpinan partai politik, menggagas untuk membentuk poros baru yang mungkin anggotanya adalah Partai Demokrat, PPP, PKB dan PAN untuk memilih calon Gubernur dan Wakil Gubernur yang diyakini berpotensi besar memenangkan pemilihan Gubernur DKI Jakarta tahun 2017.