Mohon tunggu...
Musni Umar
Musni Umar Mohon Tunggu... -

Sociologist and Researcher, Ph.D in Sociology, National University of Malaysia (UKM)

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jokowi dan Konsolidasi Partai Golkar

3 September 2016   07:45 Diperbarui: 3 September 2016   15:28 657
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebagai sosiolog dan penulis, saya ingin kembali mengemukakan bahwa satu tahun sebelum pemilihan Presiden RI tahun 2014, saya meluncurkan buku yang diberi tajuk “Bang Jokowi dan Bang Ahok Bangun Jakarta Baru” bertempat di Universitas Kristen Indonesia (UKI).

Pada saat peluncuran buku, saya kemukakan bahwa Jokowi akan menjadi Presiden RI menggantikan Presiden SBY.  Atas pernyataan itu, saya diwawancara Radio Australia dan beberapa media nasional dan  saya kemukakan berbagai alasan sosiologis bahwa Jokowi akan memenangkan pemilihan Presiden di Indonesia tahun 2014 dan akan menjadi Presiden RI pasca Presiden Susilo Bambang Yudoyono.   

Kemudian saya menulis buku lagi yang saya beri judul “Jokowi Satrio Piningit Indonesia” dengan kata sambutan Prof Dr Rokhmin Dahuri, yang diluncurkan di Megawati Institute, Jakarta. 

Alhamdulillah semua yang saya kemukakan dalam buku dan dalam wawancara dengan media menjadi kenyataan, Jokowi menjadi Presiden Republik Indonesia.

Golkar Mendahului dan Konsolidasi

Saya pernah berkiprah di Partai Golkar pada masa Harmoko menjadi Ketua Umum Golkar, dan saya sempat menjadi anggota DPR di era pemerintahan Presiden BJ. Habibie dari daerah pemilihan Sulawesi Tenggara.

Tentu saja sebagai relawan dan pendukung Presiden Jokowi jauh sebelum terpilih menjadi Presiden, sangat aktif melakukan kampanye untuk mendukung kemenangan Jokowi-JK.  Akibat berkampanye dan menulis tiap hari untuk mendukung Jokowi-JK, maka Tengku Bintang memprotes keras dengan menulis di Kompasiana untuk menjelekkan saya dengan tajuk tulisannya "Musni Umar: Sosiolog Bermental Budak".  

Pasca terpilihnya Jokowi menjadi Presiden RI, saya kembali menulis buku yang  diberi tajuk “Takdir Tuhan Jokowi RI 1 dan JK RI 2 Lagi”, dengan kata sambupan Ir. H. Joko Widodo.

Oleh karena itu, ketika Partai Golkar mendekat dan menjadi pendukung pemerintahan Jokowi-JK, saya memberi apresiasi.  Apalagi Partai Golkar dibawah kepemimpinan Setya Novanto, telah mendahului semua untuk memberi dukungan dan menyosialisasikan Jokowi kepada para kader, anggota,  simpatisan dan rakyat Indonesia,  sebagai calon Presiden RI 2019,  dengan cara  memasang baliho, spanduk dan foto Presiden Jokowi di semua kantor Partai Golkar dari pusat, provinsi, kabupaten dan kota di seluruh Indonesia, saya memberi dukungan dengan rasa syukur. 

Selain itu, saya juga senang Ketua Umum Partai Golkar memerintahkan untuk menyosialisasikan berbagai keberhasilan dan mendukung pelaksanaan program Jokowi yang tercantum dalam “Nawacita” supaya berjalan baik dan sukses.

Semua yang diprogramkan dan akan dilaksanakan adalah sangat baik, karena itu berkaitan erat dengan konsolidasi internal Partai Golkar yang pernah mengalami perpecahan, sehingga diharapkan kembali bersatu dan menjadi kuat dan solid.

Sebagaimana diberitakan media, Ketua Umum Partai Golkar, Setya Novanto ketika membuka Rakornis Golkar (02/9/2016) mengemukakan bahwa "Konsolidasi adalah bagian dari strategi pemenangan pemilu, tidak ada kemenangan tanpa konsolidasi jadi konsolidasi tidak hanya di pusat tapi mulai dari tingkat 1 dan tingakt 2, di kecamatan, kelurahan dan desa," kata Setnov di Menara Peninsula Hotel, Jl S Parman, Jakarta Barat. (Detikcom, Jumat 02 Sep 2016, 22:49 WIB).

Dalam konsolidasi Partai Golkar diharapkan partai tertua dan paling berpengalaman dalam berpolitik, supaya kembali mewujudkan jargon politiknya secara konsisten “Suara Golkar Suara Rakyat” atau “Suara Rakyat Suara Golkar”.  

Sebagai sosiolog yang pernah lama di partai Golkar, saya amat prihatin melihat kiprah Partai Golkar yang semakin tidak sensitif terhadap amanat penderitaan rakyat dan tidak memihak kepada rakyat jelata. 

Saya ingin mengingatkan supaya Partai Golkar dalam melaksanakan konsolidasi memperhatikan pentingnya pemihakan kepada rakyat jelata (wong cilik) karena kemenangan dalam pemilihan umum hanya bisa diraih jika rakyat jelata (wong cilik) sebagai bagian terbesar dari penduduk Indonesia memberi dukungan dan memilih Partai Golkar.

Untuk mendapatkan dukungan suara dari rakyat jelata, tidak mungkin tanpa memberi pemihakan, perlindungan dan pemberdayaan kepada mereka,  jauh sebelum pelaksanaan pemilihan umum.  Rakyat jelata sudah cerdas, tidak akan memilih kalau tidak memberi manfaat bagi masa depan mereka.

Maka melalui dukungan Partai Golkar kepada Presiden Jokowi, diharapkan mendapat multiplier effect   dalam konsolidasi partai dan didayagunakan untuk mewujudkan demokrasi ekonomi dan demokrasi pendidikan yang menjadi tujuan kita berbangsa dan bernegara, sehingga rakyat merasakan manfaat nyata dari Partai Golkar.

Allahu a’lam bisshawab

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun