Keenam, YIM merupakan bakal calon gubernur DKI Jakarta yang paling berpeluang mengalahkan petahana (Ahok), setelah Ridwan Kamil, Walikota Bandung, dan Ibu Risma, Walikota Surabaya, tidak bersedia dicalonkan menjadi calon gubernur DKI Jakarta. Â
Ketujuh, jika YIM dicalonkan oleh PDIP menjadi calon gubernur DKI Jakarta, kekuatan nasionalis dan Islam akan bersatu, dan berpeluang besar memenangkan pertarungan dalam pemilihan gubernur DKI Jakarta tahun 2017.
Kedelapan, YIM bisa menjadi pendorong partai-partai politik yang beraliran nasionalis, nasionalis religius, dan islamis bersatu dalam mengusung satu calon gubernur DKI Jakarta tahun 2017 sehingga pemilihan kepala daerah provinsi DKI Jakarta hanya dua calon, yang berarti satu putaran. Â
Kesembilan, PDIP sebagai pemenang nomor satu di DKI Jakarta dalam pemilu legislatif 2014, pasti tidak mau calonnya kalah dalam pemilihan gubernur DKI Jakarta karena menyangkut marwah dan harga diri partai. Oleh karena itu, sebagai sosiolog, saya yakin Ibu Mega akan memilih YIM sebagai calon gubernur DKI Jakarta karena paling tinggi popularitas dan elektabilitasnya selain petahana walaupun bukan kadernya.Â
Kesepuluh, PDIP sebagai pemenang pemilu dan pemegang kekuasaan di negara ini, pasti tidak mau kalau terjadi ketegangan yang luar biasa dan berpotensi menimbulkan kekacauan dalam pemilihan kepala daerah di DKI Jakarta karena DKI merupakan pusat pemerintahan, pusat kekuatan politik, ekonomi, sosial dan pertahanan keamanan.Â
Maka saya menduga Ibu Mega dengan kearifan dan kepiawaiannya yang luar biasa dalam membaca tanda-tanda perkembangan politik dan sosial di DKI Jakarta akan menjatuhkan pilihannya ke YIM dalam pencalonan Gubernur DKI Jakarta, sebagai cara mempersatukan kekuatan nasionalis dan islamis.Â
Bersatunya dua kekuatan besar di DKI Jakarta akan menciptakan dua manfaat besar. Pertama, akan mengurangi ketegangan dan menghilangkan potensi kekacauan di DKI Jakarta menjelang, saat, dan pascapilkada. Kedua, insya Allah akan memenangkan pemilihan gubernur DKI Jakarta tahun 2017. Â
Allahu a’lam bisshawabÂ
 Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H