Saya sangat prihatin saat membaca berita pagi ini yang menyebutkan bahwa daya saing Indonesia melemah karena faktor sumber daya manusia. Oleh karena, kemampuan bersaing suatu bangsa, sangat ditentukan kualitas sumber daya manusia. Kemampuan bersaing di bidang ekonomi, dan di segala bidang, akhirnya ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia.
Lembaga yang melakukan survei ialah Institute of Management of Development (IMD) yang bermarkas di Lausanne, Swiss. Ia mengumumkan hasil surveinya yang melibatkan lebih dari 4.000 eksekutif dari 61 negara bahwa Indonesia menjelang pemberlakuan pasar bebas Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), daya saing sumber daya manusianya justru melemah. Indonesia yang sebelumnya menempati urutan ke-25 dunia dalam "World Talent Report" 2015 melorot ke urutan ke-41 (Kompas, 18/11/2015).
Berita itu bukan saja memprihatinkan tetapi menyedihkan. Maka harus ada kiat untuk mengatasi keterpurukan Indonesia di era MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN).
Menurut saya, Indonesia akan menghadapi masalah saat pemberlakuan Masyarakat ASEAN (ASEAN Community) dan Masyarakat Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Community) pada akhir tahun 2015.
Pertama, Indonesia tidak akan banyak memperoleh manfaat sosial dan ekonomi, karena kalah bersaing dengan Singapura yang menempati urutan ke 10, Malaysia di urutan ke 25, dan Thailand di urutan ke 34.
Kedua, mayoritas masyarakat Indonesia akan semakin terpuruk karena tidak mampu bersaing dengan masyarakat dari negara-negara ASEAN yang lebih siap sumber daya manusianya.
Ketiga, Indonesia akan menjadi tempat bekerja dan membangun bisnis dari masyarakat negara-negara ASEAN yang lebih siap sumber daya manusia dan modal, karena Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah, mempunyai daerah yang luas, dan penduduk yang besar.
Keempat, mayoritas rakyat Indonesia tidak akan bisa meraup manfaat dalam segala bidang dari pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) karena tidak memiliki kesiapan SDM.
Kelima, Indonesia akan menjadi pusat penjualan hasil produk industri dari masyarakat negara-negara ASEAN, sebab daya saing industri nasional masih lemah karena suku bunga bank mahal dan kualitas serta etos kerja buruh masih rendah.
Kiat Bisa Bersaing
Tidak mudah merubah masyarakat Indonesia dari tidak berkualitas menjadi berkualitas dan memiliki daya saing yang tinggi.
Walaupun begitu, tidak boleh pesimis dan merasa tidak bisa membangun sumber daya manusia Indonesia lebih baik dan lebih kompetitif.