Jakarta dalam kondisi Siaga 1 menjelang final Piala Presiden. Namun, gangguan keamanan tetap terjadi di beberapa titik. Pelakunya, mayoritas anak di bawah umur atau remaja tanggung (DetikNews, 11/10/2015).
Berita tersebut memprihatinkan karena gangguan keamanan biasanya bersumber dari tindakan anarkis. Tadi pagi berbagai media online seperti Detiknews memberitakan telah terjadi pelemparan batu pada beberapa mobil.
Hal tersebut merupakan fenomena ketidak-amanan ibukota, yang penting diantisipasi dan dicegah jangan sampai terjadi anarkis menjelang, saat dan sesudah pertandingan sepak bola piala Presiden RI.
Dalam kaitannya dengan perbuatan anarkis yang mengganggu keamanan dan kedamaian, menarik ungkapan Alexander Berkman (November 21, 1870 – June 28, 1936) yang menulis:
“ "Anarkisme bukan Bom, ketidakteraturan atau kekacauan. Bukan perampokan dan pembunuhan. Bukan pula sebuah perang di antara yang sedikit melawan semua. Bukan berarti kembali kekehidupan barbarisme atau kondisi yang liar dari manusia. Anarkisme adalah kebalikan dari itu semua. Anarkisme berarti bahwa anda harus bebas. Bahwa tidak ada seorangpun boleh memperbudak anda, menjadi majikan anda, merampok anda, ataupun memaksa anda. Itu berarti bahwa anda harus bebas untuk melakukan apa yang anda mau, memiliki kesempatan untuk memilih jenis kehidupan yang anda mau serta hidup di dalamnya tanpa ada yang mengganggu, memiliki persamaan hak, serta hidup dalam perdamaian dan harmoni seperti saudara. Berarti tidak boleh ada perang, kekerasan, monopoli, kemiskinan, penindasan, serta menikmati kesempatan hidup bersama-sama dalam kesetaraan.", ”
Akan tetapi makna tentang anarkisme yang banyak dikutip oleh berbagai media di Indonesia yang berarti sebagai sebuah aksi kekerasan. Kekerasan merupakan suatu pola tingkah laku alamiah manusia yang bisa dilakukan oleh siapa saja dari kalangan apapun.
Pembentuk Anarkisme
Setidaknya ada empat kondisi yang bisa memicu terjadinya anarkisme.
Pertama, ada opini publik yang menginterpretasikan suatu keadaan akan rusuh
Kedua, ada faktor pemicu kejadian.
Ketiga, ada moblilisasi massa untuk aksi (mobilization for actions) .
Keempat, kontrol sosial gagal dilakukan (Failure of Social Control).
Pertanyaannya, bagaimana mencegah agar tidak terjadi anarkis dalam pertandingan final sepak bola?
Cara Mencegah