Mohon tunggu...
Musni Umar
Musni Umar Mohon Tunggu... -

Sociologist and Researcher, Ph.D in Sociology, National University of Malaysia (UKM)

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Bu Mega dan Pak JK Duet di Pilpres 2014

4 Februari 2014   09:20 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:10 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dipenghujung Januari 2014, saya bersama isteri ke Pasaraya Blok M untuk membeli baju batik. Usai membayar harga baju batik di kasir, saya diberi voucher untuk minum di coffee shop Pasaraya secara gratis.

Di coffee shop saya bertemu dengan seorang Jenderal TNI Purn (saya lupa namanya) kemudian setelah tiba di rumah saya ingat namanya, tetapi saya tidak ingin menyebut namanya dalam tulisan ini.

Saya bersalaman dengan beliau dan memperkenalkan diri. Pada mulanya beliau tidak ingat saya, tetapi saya kemukakan bahwa saya bertemu beliau ketika Mayjen TNI Purn Eddie M. Nalapraya meluncurkan buku di Balaikota DKI Jakarta tahun 2011 yang tertajuk “Jenderal Tanpa Angkatan Memoar Eddie M. Nalapraya”.

Pada saat itu, Pak Eddie memberi kepercayaan kepada saya sebagai mantan aktivis Dewan Mahasiswa/Senat Mahasiswa 77/78 yang pernah ditahannya untuk menjadi pembicara bersama Letjen TNI Purn Sayidiman Suryohadiprojo dengan moderator Imam Prasodjo.

Sang Jenderal Purnawurawan itu kemudian ingat, dan kami terlibat berbincang yang cukup serius tentang kepemimpinan Indonesia hari ini dan di masa depan.Beliau memberitahu saya bahwa dia menonton wawancara Najwa Shihab dengan Ibu Megawati Sukarnoputri,Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (DPP PDIP).Sayapun memberitahu bahwa saya juga menonton acara itu.

Indonesia Raya

Pernyataan Ibu Megawati Sukarnoputri, ketika menjawab pertanyaan terakhir Najwa Shihab, bahwa “inginnya saya Indonesia Raya”, setelah berpikir sejenak sambil terisak – menangis, beliau mengemukakan hal itu.

Pernyataan Ibu Mega itu, ternyata sangat menyihir dan menggetarkanhati semua khalayak.Ungkapan itu saya katakan dalam hati, pasti keluar dari hati yang dalam, dan bersumber dari bawah sadar yang selama ini terpendam, yang ibu Mega selalu cita-citakan, pikirkan, perjuangkan dan impikan.

Sang Jenderal Purnawirawan itu juga sangat tersentuh nasionalismenya dan patriotismenya ketika mendengar ungkapan ibu Mega “inginnya saya Indonesia Raya”, sehingga beliau mengemukakan kepada saya bahwa dari semua bakal calon Presiden RI yang menjadi wacana publik, Ibu Megawati Sukanoputri, merupakan satu-satunya calon Presiden RI yang total berpikir untuk Indonesia. Beliau tidak memiliki vested interest karena segalanya sudah dimiliki.Beliau memiliki prinsip, kukuh, teguh, patriotisme dan nasionalismenya 100 persen untuk Indonesia Raya. Suaminya Taufik Kiemas sudah berpulang, jadi tidak ada lagi yang ganggu. Kira-kira begitu, kata sang Jenderal TNI Purn itu kepada saya.

Saya kemudian merespon pandangannya dengan mengatakan setuju 100 persen.Akan tetapi, sebagai sosiolog saya selalu melihat pandangan masyarakat.Lalu saya bertanya, bagaimana peluang Ibu Mega memenangkan pertarungan, jika akhirnya beliau menyatakan kembali bertarung di pemilihan Presiden 2014?

Berduet Tokoh Islam yang Kuat

Secara sosiologis, Ibu Mega merupakan satu-satunya pemimpin nasionalis Indonesia yang terkuat saat ini karena memiliki basis dukungan massa yang banyak, kuat, solid, dan militan.Beliau tidak saja pemimpin PDIP, tetapi juga sebagai pemimpin kaum tertindas yang jumlahnya sangat banyak di negeri ini.

Akan tetapi, menurut saya belum cukup untuk memenangkan pemilu Presiden dan Wakil Presiden yang sangat kuat dipengaruhi oleh tiga hal, yaitu uang, jaringan dan popularitas.

Sang Jenderal itu merespon dengan mengatakan, maka duetnya sebagai calon Wapres RI harus kuat supaya bersinergi dalam tiga hal yang dikemukakan.Kemudian saya tanya siapa figurnya?Dia sebut JK (Muhammad Jusuf Kalla).

Menurut dia, JK merupakan satu-satunya tokoh nasional dan tokoh Islam yang terkuat saat ini.Memiliki pengalaman yang mumpuni di pemerintahan.Sudah terbukti hasil kerjanya secara nyata selama menjadi Wapres RI 2004-2009.Juga memiliki kekuatan dana yang cukup, jaringan sebagai Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI), dan Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI).Selain itu, popularitasnya dan elektabilitasnya cukup baik, dikenal luas di akar rumput (grass root), memiliki basis dukungan kuat di luar Jawa dan di kenal luas di dunia internasional.

Tidak Puas Kepemimpinan SBY

Sang Jenderal itu menceritakan pula ketidakpuasannya terhadap kepemimpinan Presiden SBY. Selama hampir 10 tahun memimpin Indonesia tidak ada hasil yang patut dibanggakan.

Saya menimpali pembicaraannya dengan mengatakan bahwa SBY sebenarnya  adalah orang pintar.  Saya pengalaman bersama Pak Try Surisno, M. Quraish Shihah, dan beberapa orang lainnya dalam rangka hubungan Indonesia-Malaysia, kami berjumpa beberapa kali dengan beliau, saya kagum ketika Presiden SBY menjelaskan sesuatu secara runut, sistimatis dan komprehensif.Menurut saya, beliau adalah orang cerdas dan pintar.

Dia merespon dengan mengatakan, betul yang saya katakan, di kalangan TNI semua tahu bahwa SBY adalah cerdas dan pintar, tetapi semua hasil psiko test yang tersimpan di arsip TNI menyebut bahwa SBY cocoknya menjadi dosen atau staf.Tidak satupun hasil test yang merekomendasikan SBY tepat menjadi pemimpin.

Hasilnya, kita saksikan selama hampir 10 tahun Indonesia dipimpin oleh SBY sangat mengecewakan kita semua.

Untuk mencegah terulangnya salah memilih pemimpin Indonesia, rakyat harus disadarkan, dicerahkan dan dicerdaskan.

Masih asyik berbincang, azan dari Masjid Alatief Pasaraya Blok M sudah menyeru untul shalat Magrib, kamipun mengakhiri perbincangan dengan saling bersalaman dan jalan bersama menuju masjid.

Musni Umar adalah Sosiolog, Direktur Institute for Social Empowerment and Denocracy (INSED)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun