Pagi ini 16 Februari 2014 headline Harian Kompas adalah gambar lingkungan alam dan sosial di sekitar gunung kelud pasca letusannya yang menimbulkan kerusakan alam, rumah, jalan, sarana dan prasarana umum, kehilangan nywa, harta benda, menyebabkan matinya kegiatan ekonomi untuk sementara waktu dan penutupan 7 (tujuh bandara.
Dalam dialog di Jak TV 26 Januari 2014 bertajuk “Sadar Bencana” yang menghadirkan narasumber Dr. Surono, pakar Vulkanologi, pejabat dari Badan Nasional Pencegahan Bencana (BNPB) dan Musni Umar sebagai sosiolog, Dr. Surono mengemukakan bahwa bencana alam seperti letusan gunung bisa diketahui dari berbagai gejala sebelum meletus, sehingga bisa diminimalisir korban yang jatuh.
Salah satu cara untuk menghindari korban bencana dengan menumbuhkan kesadaran bahaya bencana.Di Jepang menurut dia, anak-anak sekolah diajarkan cara-cara mencegah bencana dan diwajibkan memakai topi kalau pergi sekolah untuk berjaga-jaga kalau terjadi bencana.
Di Indonesia, sangat sulit menumbuhkan sadar bencana karena faktor budaya dan lingkungan sosial, yang bersumber dari tingkat pendidikan masyarakat yang kurang memadai, tidak ada pendidikan tentang kebencanaan, dan sulitnya menghimpun masyarakat untuk memberi pendidikan kebencanaan jika tidak tersedia dana untuk memberi makan dan transport.
Penderitaan Masyarakat, apa yang bisa dilakukan?
Masyarakat yang terkena langsung bencana dan yang berada disekitar gunung Kelud, sudah pasti menderita karena seolah harus memulai hidup baru.Harta benda mereka seperti rumah, sawah, ladang, binatang piaraan, dan apa saja yang mereka miliki, dalam sekejap habis.
Selain itu, pendidikan anak-anak mereka terhenti karena harus berada dipengungsian, dan sekolah mereka hancur terkena letusan gunung Kelud.
Dalam kondisi seperti itu, apa yang bisa dilakukan masyarakat Indonesia?Menurut saya harus dilakuka lima hal.Pertama, menjadi relawan untuk membantu mereka.Pada tataran ini, kita bersyukur sudah banyak yang terlibat membantu mereka, sperti dari TNI, POLRI, Kader partai politik, LSM dan sebagainya.
Kedua, membantu dana.Berbagai lembaga termasuk stasiun TV, radio dan sebagainya sudah menghimpun dana dari masyarakat untuk membantu meringankan beban penderitaan masyarakat yang mengalami korban bencana letusan gunung Kelud.
Ketiga, memberi beasiswa kepada anak-anak korban letusan gunung Kelud. Sebaiknya mereka diberikan beasiswa penuh untuk belajar di sekolah-sekolah yang berasramadi berbagai daerah di seluruh Indonesia. Jika perlu di negara-negara tetangga seperti di Malaysia, Brunai Darussalam, Singapura dan lain-lain.
Keempat, membantu rehabilitasi rumah, yaitu tempat tinggal mereka yang hancur.Masyarakat bisa terlibat langsung ataupun tidak langsung.
Kelima, membantu moril dengan memberi semangat, dorongan dan doa kepada mereka supaya tetap tabah dan sabar menerima cobaan.
Mengambil Pelajaran
Dr Surono dalam dialog di JAK TV bersama penulis seperti dikemukakan diatas, mengemukakan bahwa dilingkungan gunung berapi di manapun, sangat subur tanahnya, udaranya sejuk dan air melimpah.
Oleh karena itu, masyarakat yang berada dlingkungan gunung berapi, tidak akan bisa dibujuk untuk pindah dilokasi yang jauh dari gunung berapi.Setelah gunung meletus, akan menimbulkan lingkungan yang semakin baik untuk berkebun, berladang, bersawah, dan menyenangkan hidup bagi manusia.
Walaupun begitu, manusia harus disadarkan terus bahwa musibah letusan gunung berapi yang dialami bisa terulang kembali, dan tidak ada yang tahu secara pasti kapan terjadinya.Maka manusia harus ambil pelajaran. Pertama, sadar bencana.Setiap warga yang berada dilingkungan gunung berapi seperti gunung Kelud, harus siap siaga seperti kata pepatah “ Sedia payung sebelum hujan”.
Kedua,semakin dekat kepada Allah dengan menjalankan agama yang dianutnya.Karena ternyata manusia sangat lemah dan tidak terdaya terhadap ciptaanNya apalagi kepada Sang Pencipta yaitu Allah rabbul a’alamiin.
Ketiga, semakin baik terhadap sesamanya dengan suka tolong-menolong, bantu-membantu, kasih-mengasihi, dan banyak melakukan kebaikan, karena sebaik-baik manusia ialah yang panjang umurnya dan banyak amal kebaikannya.
Keempat, bersahabat dengan alam lingkungan.Pasca letusan gunung Kelud, masyarakat bergotong royong menanam pohon di kawasan yang terkena letusan gunung Kelud dan kalau ada kawasn yang dialiri lahar panas dan pepohonan mati, harus segera ditanami pohon.Selain itu, masyarakat jangan lagi menggunduli hutan dan gunung dengan alasan apapun karena dampaknya cepat atau lambat bisa menimbulkan bencana.
Semoga mereka yang korban dalam letusan gunung Kelud di terima amal ibadahnya dan amal baiknya oleh Allah dan keluarga serta seluruh bangsa Indonesia mengambil pelaran dan hikmah dari musibah tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H