Itu sebabnya politik uang dan korupsi merajalela di Indonesia, karena masyarakat dan para pemimpinya berprilaku permisif.
Perlu Kampanye "Tidak Politik Uang"
Menghadapi kenyataan dan kemungkinan yang bakal terjadi dalam pemilihan presiden RI, sebagai bentuk tanggungjawab kita terhadap bangsa, negara dan kepada Tuhan yang Maha Esa, seluruh kekuatan bangsa terutama civil society seperti cendekiawan, ulama, pemuka agama, tokoh masyarakat, para pemimpin formal dan informal di semua tingkatan, media massa dan elektronik, aktivis pergerakan, LSM, dan sebagainya, sangat penting melakukan kampanye, tidak politik uang terutama dalam pilpres.
Tinjaun dari segala aspek tentang bahaya politik uang misalnya dari aspek agama, sosial, ekonomi, politik, pertahanan keamanan dan sebagainya dikampanyekan secara besar-besaran, dan lebih penting lagi para calon Presiden dan tim suksesnya, jangan coba-coba melakukan politik uang dalam pemilihan presiden RI 9 Juli 2014.
Momentum bulan ramadan, yang biasanya ramai ceramah agama di media, di masjid dan diberbagai tempat diadakannya traweh bareng, para dai, penceramah, narasumber tidak boleh bosan menyampaikan nasihat (taushiyah) tidak bolehnya menerima dan melakukan politik uang yang tidak lain adalah rasuah (sogok atau suap) yang haram dilakukan.
Semoga tulisan ini memberi pencerahan, penyadaran dan peringatan, supaya kita bergerak dan berjuang bersama mencegah politik uang dalam pemilihan presiden 9 Juli 2014, demi menyelamatkan bangsa dan negara Indonesia yang kita cintai ini.
* Musni Umar adalah Sosiolog, Ketua PP Gerakan Nelayan Tani Indonesia (GANTI)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H