Mohon tunggu...
Musni Umar
Musni Umar Mohon Tunggu... -

Sociologist and Researcher, Ph.D in Sociology, National University of Malaysia (UKM)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Musni Umar: Ramadhan Ditengah Kesulitan Hidup

29 Juni 2014   10:39 Diperbarui: 18 Juni 2015   08:19 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada hari pertama ramadhan 1435 H, saya diminta memberi kuliah tujuh menit (kultum) sekaligus menjadi imam shalat Isya dan traweh di Masjid Nurul Huda Kompleks Kementerian Luar Negeri Cipete Selatan, Cilndak, Jakarta Selatan.


Karena pada saat yang sama saya menjadi narasumber di JAK TV dalam acara "Ada Apa Berita" di akhir pekan yang membahas topik "Kekerasan Siswa di SMAN 3 Jakarta", maka saya hanya bisa memberi kultum dan menjadi imam shalat traweh.


Dalam ceramah saya menyampaikan empat hal. Pertama, penting bersyukur kepada Allah karena diberi usia yang panjang sehingga bisa menjalankan ibadah ramadhan pada tahun ini dengan memberi perhatian utama pada pendidikan yang merupakan ayat pertama disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW yang berisi perintah membaca "Iqra'" tercantum dalam tercantum dalam Alqur'an. Pendidikan merupakan kunci untuk meraih kemajuan dan kejayaan di masa depan. Umat Islam dan bangsa Indonesia wajib memberi perhatian pada pendidikan.


Kedua, penting mengisi ibadah ramadhan dengan amalan yang baik seperti khatam Alqur'an, traweh, tadarus Alqur'an, banyak bersedekah dan lain sebagainya.


Ketiga, banyak sabar karena kita berpuasa ditengah terpaan kesulitan hidup.


Kesulitan yang Dihadapi


Setidaknya masyarakat bawah di seluruh pelosok tanah Indonesia menghadapi tiga kesulitan hidup di bulan ramadhan. Pertama, sembilan bahan pokok (sembako) meningkat harganya. Dampaknya sangat negatif karena penjual diberbagai pasar tradisional sulit menjual dagangannya, dan pembeli sulit membeli berbagai keperluan untuk berpuasa.


Kedua, menghadapi penerimaan murid baru. Di DKI Jakarta sebagai contoh, pendidikan sudah gratis sampai di SMAN dan siswa mendapat Kartu Jakarta Pintar (KJP) bagi yang tidak mampu, tetapi pendidikan gratis baru berlaku di sekolah-sekolah negeri. Pada hal anak-anak dari kalangan masyarakat bawah, pada umumnya bersekolah di swasta, karena nilai ujian nasional (UN) dan ujian akhir sekolah (UAS) rendah, maka tidak bisa diterima di sekolah-sekolah pemerintah. Terpaksa mereka harus sekolah di sekolah-sekolah swasta dan harus membayar uang masuk, uang bulanan dan lain sebagainya.


Ketiga, listrik dalam enam bulan terakhir sudah naik tarifnya tiga kali dan pada bulan Juli 2014 akan naik lagi. Kenaikan tarif listrik ini sangat membebani masyarakat bawah yang penghasilannya tidak menentu. Pada hal tidak sepantasnya tarif listrik naik kalau menggunakan bahan bakar dari gas dan batubara. Menurut Martunus Haris, pakar bidang perminyakan dan listrik yang lama bekerja di perusahaan asing yang bergerak dibidang perminayakan "ARCO" dan pernah menjadi penasehat Direktur Utama PT (Persero) PLN mengemukakan bahwa PLN rugi sekitar Rp 70 triliun pertahun akibat mafia migas, seharusnya PLN menggunakan bahan bakar gas atau batubara bukan BBM seperti yang dikemukakan Jokowi-JK dalam debat capres-cawapres, tetapi selama ini sangat sulit diwujudkan karena kuatnya permainan mafia migas. Menurut dia, mafia migas tak obahnya angin, terasa ada tetapi wujudnya tidak nampak. Dia sudah mengusulkan kepada Dirut PLN Widiono, dan melobby anggota DPR dan fraksi yang membidangi pertambangan dan listrik, tetapi gagal.


Ketiga, supaya jamaah menggunakan hak pilih dengan sebaik-baiknya. Lakukan perubahan dari bilik suara dengan memilih sesuai kata hati nurani. Pelajari rekam jejak kedua capres-cawapres yang bertarung dan jangan terpengaruh dengan berbagai macam kampanye dan hasil survei bayaran, pilih yang sudah memberi bukti memihak kepada rakyat jelata bukan janji-janji, demi merubah kesulitan hidup yang dialami mayoritas rakyat Indonesia.


Dengan memperbanyak bersedekah bagi masyarakat yang mempunyai kelebihan harta, maka kesulitan yang dihadapi rakyat jelata bisa terbantu. Pada tanggal 9 Juli 2014, kita melakukan perubahan dari bilik suara seperti pada pemilu legislatif 9 April 2014 yang lalu.


Selamat menjalankan ibadah puasa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun