Mohon tunggu...
Musni Umar
Musni Umar Mohon Tunggu... -

Sociologist and Researcher, Ph.D in Sociology, National University of Malaysia (UKM)

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Debat Terakhir Capres-Cawapres dan Doa Sapu Jagat Jokowi

6 Juli 2014   19:45 Diperbarui: 18 Juni 2015   07:15 680
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Kedua, mengenai energi, Jokowi mengemukakan pentingnya dilakukan tiga hal yaitu alih penggunaan BBM ke gas dan batubara, membangun infrastruktur gas, dan penggunaan gas untuk transportasi publik.


Giliran pasangan Prabowo-Hatta diminta pandangan untuk merespon masalah yang ditanyakan ke Jokow-JK. Hatta tampil menjawab dengan konsep penataan ulang penggunaan BBM, renegosiasi kontrak pertambangan, peningkatan cadangan (eksplorasi), mengembangkan sumur-sumur tua minyak, dan melakukan diversifikasi energi. Hatta membanggakan hasil renegosiasi gas Tangguh yang sukses dan memberi keuntungan besar bagi Indonesia.


Pada sesi berikutnya dalam tanya jawab, JK mengemukakan bahwa kita apresiasi pemerintah berhasil melakukan renegosiasi, tetapi tidak terlalu istimewa, karena pada masa JK menjadi Wapres, sudah berbicara dengan Presiden RRC, dan setuju dilakukan renegosiasi Gas Tangguh sesuai perjanjian kontrak bahwa setiap 4 (empat) dilakukan evalusi. JK bertanya, mengapa sangat lama baru bisa dilakukan renegosiasi dengan RRC?


Dalam debat segmen kedua, Jokowi-JK kembali menampilkan cara menyelesaikan masalah pangan dengan pendekatan holistik (menyeluruh) dan komprehensif antara produksi, pasar, dan industri hilir untuk menampung hasil produksi petani. Untuk memacu produksi harus ada pengairan, jangan sampai sudah ada lahan tidak bisa dibangun pengairan karena tidak ada air.


Sementara Prabowo-Hatta, untuk mengatasi pangan, memandang penting memperluas lahan pertanian, menyediakan pupuk, pemberian insentif dan sebagainya. Pendekatan semacam ini sudah lama dijalankan, tetapi tidak merubah nasib hidup petani karena setelah dipacu berproduksi, tidak disediakan pasarnya, akhirnya yang puntung petani. Karena tidak memberi keuntungan, petani menyerbu ke kota mencari pekerjaan lain, menjadi pemulung, pengemis dan PKL.


Segmen Ketiga


Padal segmen ketiga ini, yang ditanyakan moderator ialah pertumbuhan, keadilan dan pelestarian lingkungan. Prabowo diminta menjawab masalah tersebut dengan menjelaskan bahwa bahaya yang dihadapi adalah ledakan penduduk 5 (lima) juta per tahun. Pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali menimbulkan banyak masalah seperti percepatan proses kerusakan lingkungan. Strategi untuk mengatasinya melalui jalur pendidikan.


Jokowi kemudian diminta menjelaskan pandangannya tentang masalah pertumbuhan, keadilan dan pelestarian lingkungan. Menurut Jokowi, pertumbuhan sangat penting, tetapi harus berjalan paralel dengan upaya mewujudkan keadilan dan pelestarian lingkungan. Jokowi yang berlatar belakang sarjana pertanian banyak menjelaskan langkah-langkah operasional untuk melestarikan lingkungan

hidup bagi generasi mendatang.


Ulasannya bahwa mengutamakan pertumbuhan ekonomi yang dikemukakan Prabowo-Hatta sudah terbukti tidak menyelesaikan masalah, bahkan menciptakan masalah yang semakin kompleks karena terjadi ketidakadilan sosial dan ekonomi serta kesenjangan yang luar biasa.


Mengenai ledakan penduduk yang dikemukakan Prabowo-Hatta, penting dicegah, tetapi penduduk yang besar bukan masalah sejauh bisa diberi pendidikan dan kepakaran yang memadai. Amerika Serikat menjadi negara adidaya (super power) antara lain karena mempunyai penduduk yang besar. Begitu juga, RRC merupakan negara yang mempunyai penduduk terbesar di dunia, justru menjadi pendorong utama kemajuan negara itu. Itu sebabnya kader-kader PKS rata-rata mempunyai anak yang banyak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun