Pergilah...
Nyawaku tetap menyatu dengan raga
Walaupun  kita terpisah
Perasaan ini tak lagi terjajah
Dan dunia setia pada porosnya
Pergilah...
ku cengkramkan mata
Ku lihat bagaimana fakta
Bangunkan aku ke dunia nyata
Tuk meniadakan adinda...
Pergilah adinda...
Aku tak akan menuntut semesta
Tuk kembalikan sebuah permata
Yang telah kuembankan pada raga
Biarlah... biarlah menjadi rahasia masa
Pergilah...
Aku hanya bisa tertawa ria
Lihat permata ditangan yang salah
Dia, pemuda yang renggut karunia
Yah lalu harus salahkan siapa?
Aku? Jangan bercanda hahaha..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H