Mohon tunggu...
Muslimin Siddik
Muslimin Siddik Mohon Tunggu... Guru - Guru Bahasa Inggris di SMA IT At-Toybah Merawang, Kep. Bangka Belitung

Travel Junkie

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Trapesium Usia: Refleksi Diri Pendidik

3 Juli 2024   09:28 Diperbarui: 3 Juli 2024   09:29 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Didesain oleh Muslimin menggunakan Canva

                   "Menjadi seorang Pendidik, hal yang terindah yakni menebalkan kenangan baik dan bermakna dalam diri murid"

_Muslimin_



Berdasarkan Trapesium Usia diatas, ternyata setiap individu bisa memahami dan mengindentifikasi peristiwa positif dan peristiwa negatif selama menempuh pendidikan dari jenjang SD hingga SMA bahkan saat ini. Trapesium Usia ini hasil kolaborasi Ifa Hanifah Misbach, M.A., Psikolog (Ketua Tim Pengembang Jabar Masagi) dan Alm. Prof. Dr. H. Sutardjo A. Wiramihardja, Psikolog (Guru Besar Emeritus Fakultas Psikologi Unpad). Ternyata setelah dibuatkan, peristiwa ini masih membekas dengan baik dan akan tetapi seiring berjalannya waktu terobati dengan baik. Contoh peristiwa positif yang pernah dialami sekitar 22 tahun yang lalu. Ketika itu memasuki kelas 4 SD, aku terkesima sebagai murid terhadap pelajaran matematika. Sebelumnya sudah tertanam dibenak bahwa pelajaran matematika itu sulit dipahami dan gurunya “killer”. Akan tetapi, semua itu berubah menjadi 360˚ seperti lingkaran utuh, pelajaran matematika terlihat mudah dan bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehar-hari. Hal ini dikarenakan guru yang mengajarkan menyenangkan dan adanya latihan berbasis permainan. Tentu sebagai seorang murid, ini membuat kami senang. Diawal pertemuan ini sudah diikuti karena belum terbiasa dan masih bingung dengan intruksi. Tapi di pertemuan berikutnya, bisa menjawab latihan dengan baik. Setiap anak yang mendapatkan nilai tertinggi akan mendapatkan hadiah dari guru. Tak hanya tentang permainan berbasis latihan, akan tetapi guru yang ramah dan mengajar dengan metode yang menarik membuat saya suka mempelajari matematika hingga saat ini. Dan menjadi guru matematika pernah menjadi daftar lists ketika memilih jurusan saat kuliah. Setelah beberapa tahun kemudian, saat kelas 10 SMA ada peristiwa negatif yang dialami yakni adanya seruan tidak suka terhadap petugas upacara pembacaan Undang-Undang Dasar 1945 yang kebetulan saat itu menjadi petugas. Kalimat yang keluar yakni “suaranya jelek dan tidak cocok untuk dijadikan petugas, pilih petugas yang lain” dan ini diucapkan di depan seluruh murid dan guru. Padahal menjadi petugas itu adalah arahan dari Wali Kelas. Tentu sebagai manusia, saya sakit hati dan bersumpah serapah dalam hati terhadap guru tersebut dan berjanji tidak mau terlibat dengan hal-hal yang berkaitan dengan guru tersebut. Akan tetapi, saya dikuatkan oleh wali kelas, teman sekelas dan kakak kelas yang kenal. Banyak yang bilang bahwa yang saya lakukan sudah bagus dan sesuai serta apa yang diucapkan oleh guru tersebut salah. Ternyata setelah diselidiki, itu cara pembalasan guru tersebut terhadap wali kelas karena beberapa minggu sebelumnya wali kelas pernah mengkritik mengenai petugas upacara. Dan akhirnya saya dijadikan korban. Setelah beriringan waktu, sakit hati itu mulai terobati dengan baik hingga saat ini.

                             Berdasarkan hasil peristiwa positif dan peristiwa negatif, kini saya menjadi seorang pendidik. Tentu dari beberapa peristiwa tersebut saya bisa memahami pentingnya seorang pendidik dalam memberikan kesan yang baik di setiap pembelajaran dan lingkungan sekolah yang bertujuan untuk dikenang dan menjadi kenangan yang baik dan indah untuk dijadikan pembelajaran di tahap berikutnya dan dijadikan contoh murid saat menjadi guru. Nah, saat ada murid yang mengalami peristiwa negatif, sebagai seorang pendidik untuk mendengarkan runtutan permasalahan yang dihadapi murid dan memberikan dorongan untuk menyelesaikan masalah dengan bijak dan bisa diterima dengan baik. Dari hal tersebut, sebagai seorang pendidik, kita harus memiliki nilai yakni tanggungjawab, keterbukaan, empati dan pemimpin yang baik. Dan memiliki peran pemimpin pembelajaran yang baik dimana menjadikan seorang guru yang religius, periang dan menjadikan pembelajaran berpihak kepada murid.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun